
Untuk mengetahui kondisi ril satu lokasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, apalagi jika lokasi yang dimaksud adalah lokasi tersebut adalah hutan yang masih memiliki kerapatan tinggi. Beberapa wilayah bahkan masih sulit untuk dijangkau karena lokasi yang sulit. Kegiatan konservasi selalu membutuhkan informasi kondisi wilayah terbaru, misalnya pada kegiatan perencanaan pengelolaan kawasan konservasi atau kegiatan monitoring kawasan. Penggunaan drone atau UAV (unmanned aerial vehicle) menjadi pilihan yang sangat efektif dalam membantu mendapatkan informasi terbaru satu kawasan.
Pengertian drone atau pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (english = Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan. Pada kebanyakan drone muatan yang dimaksud adalah kamera yang digunakan untuk pengambilan gambar, tetapi pada kegiatan konservasi kemudian bisa digunakan untuk membawa dan menyebarkan biji tanaman. BioCarbon Engineering salah satu perusahaan berbasis di UK melakukan kegiatan penyebaran bibit tanaman dengan menggunaan drone, tanaman disebarkan di Australia, Afrika dan New Zealand. Di Indonesia penggunaan drone dilakukan untuk kegiatan monitoring, salah satu yang menarik adalah penggunaan drone oleh komunitas Conservation Drone untuk melakukan monitoring pada kegiatan konservasi orangutan di Indonesia. Drone digunakan untuk melakukan kegiatan perhitungan sarang orangutan serta kegiatan pemetaan habitat orangutan.
Salah satu peran penggunaan drone untuk konservasi tidak terlepas dari peran drone dalam mendukung dan mengambil data untuk pemetaan. Aplikasi drone untuk pemetaan telah berkembang dan diaplikasikan diberbagai bidang pemetaan dapat dikatakan bahwa pemetaan digital dan aplikasi GIS merupakan salah satu pasar terbesar yang akan menyerap penggunaan drone dengan berbagai alasan, salah satunya adalah tingkat resoulusi yang lebih baik yang mampu dihasilkan dari pengambilan gambar dengan drone. Selain itu drone mampu memberikan data spatial update dalam rentang waktu yang lebih cepat, berbeda dengan satelit yang memerlukan durasi pengambilan gambar secara periodic jangka waktu tertentu. Aplikasi pemetaan dengan drone pada kawasan tertentu dan dilakukan secara berkala juga akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan memperoleh data melalui citra satelit resolusi tinggi (misalnya Ikonos).
Beberapa provider data spatial skala global juga telah menggunakan drone dengan cukup aktif, misalnya Google menggunakan drone drone milik Titan Aerospace juga bisa digunakan untuk memperoleh gambar real time yang bisa dipakai untuk sarana Google Maps ataupun layanan lainnya.
Aplikasi dibidang GIS dilakukan pada berbagai sector seperti pertanian,kehutanan, konservasi, dll. Salah satu dibidang konservasi yang sudah dipublish adalah pemetaan orangutan di Indonesia yang dilakukan dengan drone untuk memetakan lokasi sarang orangutan. Drone digunakan pada bidang forestry untuk melakukan proses monitoring kawasan hutan seperti untuk mengkaji wilayah-wilayah kelola konsesi serta mendapatkan gambaran mengenai kondisi tutupan lahan yang paling baru.
TNC sudah melakukan beberapa kegiatan yang akan sangat efektif jika didukung oleh pemetaan dengan menggunakan drone, misalnya untuk kegiatan monitoring kawasan kelola HPH dalam skema kerjasama dengan TNC/RIL , monitoring kawasan hutan lindung, pengambilan data tutupan lahan untuk kegiatan hutan desa, monitoring biodiversity di kawasan tertentu. Pilihan menggunakan drone dilakukan juga untuk kegiatan seperti Karst, Monitoring Hutan Lindung Wehea atau monitoring tutupan lahan di sekitar Merabu untuk mendukung inisiatif hutan desa.