Hari Bumi 2024: Perang antara Kelestarian Planet vs Plastik


Seperti tahun-tahun sebelumnya, 22 April diperingati sebagai hari bumi. Tahun ini tema yang diambil adalah Planet vs. Plastik dimana salah satu target nya adalah mengurangi produksi plastik sampai 60% ditahun 2040.


Hari Bumi mulai diperingati pertama kali tahun 1970 dimana inisiatif ini pertama kali oleh Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin yang menjadi saksi saat terjadi tumpahan minyak di Santa Barbara. Gerakan ini menjadi besar saat Senator tersebut merekrut aktifist Denis Hayes yang melakukan kampanye ke seluruh Amerika dan menetapkan tanggal 22 April sebagai Hari Bumi. Ketika perayaan Hari Bumi dilakukan pertama kali tahun 1970 duoerkurakan Gerakan ini memberikan inspirasi bagi 20 juta rakyat Amerika Serikat. Sejak saat ini gerakan lingkungan terus berjalan dan menjadi agenda global, dimana salah satu milestone penandatanganan Paris Agreement tahun 2016 dilakukan bersamaan dengan Hari Bumi. Secara detail mengenai Hari Bumi dapat dibaca secara detail dalam website EarthDay.org.


Di Indonesia Hari Bumi diperingati oleh banyak kalangan mulai dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat bidang Lingkungan dan Akademisi. Saat ini kegiatan Hari Bumi menjadi agenda banyak lembaga dimana kegiatan yang dilakukan antara lain kampanye, talkshow sampai kegiatan lapangan berupa penanaman pohon atau kegiatan bersih lingkungan.


Tahun 2024 tema yang diambil untuk Hari Bumi adalah Planet vs. Plastik dengan mengedepankan pengurangan produksi plastic secara global. Sampah plastik memang telah menjadi isu lingkungan global yang mengancam lingkungan hidup dan mendampak pada kesehatan manusia, kelestarian keanekaragaman hayati dan menyumbang krisis iklim. Sampah plastic tidak mudah terurai bahkan bisa bertahan sampai ratusan tahun, selain itu sampah plastic dibuat dari bahan bakar fossil yaitu minyak bumi. Sampah plastik bersifat beracun dan menjadi pemicu beberapa penyakit seperti kanker dan beberapa penyakit kulit.


Beberapa agenda pada tingkat global telag disepakati seperti pengurangan produksi plastic dari bahan baku minyak bumi, mengharuskan produsen dan penyalur untuk memasukkan komponen biaya lingkungan, adanya Investasi untuk pengganti plastik, melarang ekpor sampah plastic, melarang pembakaran sampah plastik serta adanya pembiayaan untuk kampanye ke public mengenai sampah plastik. Kegiatan-kegiatan diatas menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh pemerintah sebagai regulator, swasta terutama produsen, penyalur dan pengguna plastic, Lembaga swadaya Masyarakat dan Masyarakat secara langsung.

Urgensi Kebijakan Pembatasan Plastik di Indonesia

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastic nomor dua di dunia berdasarkan studi oleh Jenna R. Jambeck tahun 2015 tentang sampah plastik laut. Studi ini menyebutkan adanya 192 negara berbatasan laut yang diperkirakan menghasilkan 275 juta metrik ton sampah plastik ditahun 2010, dimana 4,8 sampai 12,7 juta ton terbawa sampai ke laut. Hasil riset lainnya dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin menunjukkan 23% sampel ikan yang diambil memiliki kandungan mikro plastik.
Intervensi Kebijakan dalam produksi dan pemakaian bahan plastic menjadi sangat penting, banyak riset yang menunjukkan hanya dengan Kebijakan daerah dalam membatasi penggunaan kantong plastic saja sudah mampu menurunkan konsumsi lebih dari 50 persen, ambil contoh Peraturan Gubernur Bali no 87 tahun 2018 yang mampu menurunkan penggunaan kantong plastic sampai 57%. Kebijakan yang sama dilakukan di Jakarta terutama pada retail-retail yang mampu memberikan dampak dalam menurunkan penggunaan kantong plastik. Dengan target 60% seperti tema hari bumi, maka kebijakan harus diperluas lagi pada produk-produk yang selama ini menggunakan plastik seperti produk minuman botol, produk makanan dan layanan retail yang masih menggunakan kantong plastik.


Situs Earth.org merilis 15 permasalahan lingkungan yang perlu diperhatikan oleh semua penduduk planet ini, yang pertama adalah isu perubahan iklim yang memang sudah dirasakan oleh Indonesia, kedua yang cukup mengagetkan adalah permasalahan lemahnya pemerintahan dalam mengambil kebijakan yang lebih mementingkan ekonomi tanpa memikirkan dampak lingkungan dalam jangka panjang. Isu-isu lainnya menyusul seperti sampah makanan, kehilangan keanekaragaman hayati, plastic, deforestasi, polusi udara sampai pada isu degradasi kualitas tanah. Jika ditelisik lebih jauh antara satu isu dengan isu lain akan berkaitan, misalnya isu-isu polusi plastic diatas akan tetap menjadi ancaman selama kebijakan negara tidak turun tangan untuk membatasi produksi dan penggunaan plastik.


Hari Bumi yang jatuh 22 April ini seharusnya dapat menjadi momen dimana upaya-upaya konservasi lingkungan hidup digaungkan kesemua pihak. Ada banyak pembelajaran-pembelajaran dari kerusakan lingkungan hidup yang tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi atau korban jiwa tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mewariskan satu-satunya bumi dimana tempat kita tinggal. Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia saat ini cukup kompleks, bukan hanya sampah plastik tetapi permasalahan sampah dan limbah lainnya, kemudian yang cukup menyita belakangan adalah masalah kualitas udara serta ketersediaan serta kualitas air.

Leave a comment