Hujan dan Banjir di Musim Kemarau: Climate Change is Real


Agustus biasanya menjadi bulan terpanas di musim kemarau di Indonesia. Saat ini hujan dimusim kemarau terjadi di banyak lokasi di Indonesia. Bahkan beberapa wilayah seperti Tangerang Selatan dan Enrenkang di Sulawesi mengalami banjir dan longsor.

Perubahan iklim sudah terjadi saat ini, bukan hanya dampak kebencanaan tetapi perubahan iklim juga mengganggu kegiatan ekonomi. Dampak ekonomi paling nyata adalah perencanaan pertanian yang semestinya berjalan lancar tetapi terganggu, baik dalam penentuan awal tanam maupun proses pemeliharaannya. Secara detail perubahan iklim berdampak pada pertanian dengan mengubah suhu, curah hujan, dan cuaca ekstrem, yang menyebabkan penurunan hasil panen, penurunan kualitas nutrisi, peningkatan prevalensi hama dan penyakit, dan peningkatan kelangkaan air.

Perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan air dapat mengancam mengancam ketahanan pangan global. Disamping pertanian tetapi peternakan juga menderita akibat tekanan panas dan kekurangan pakan, dan keterbatasan persediaan air.

Bencana Lingkungan dan Kesadaran Akan Dampak Perubahan Iklim


Musim penghujan di Indonesia juga berarti munculnya berita mengenai bencana lingkungan hidup, khususnya bencana banjir dan longsor. Yang terbaru adalah bencana banjir dan longsor di Tanah Karo dengan korban 16 orang dan tujuh lainnya masih hilang. Masih di Sumatera Utara, banjir dan longsor terjadi di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Langkat, Sumut. Banjir juga terjadi di Bandung yang disebabkan oleh meluapnya Citarum karena curah hujan dengan intensitas tinggi.

Bencana lingkungan bisa disebut sebagai symptom dimana akar permasalahannya perlu diuraikan secara detail untuk dapat diobati. Salah satu yang perlu dilihat lebih detail adalah bencana sebagai akibat dari perubahan iklim. Badan Lingkungan Hidup Dunia (UNEP) menyebutkan bagaimana perubahan iklim menyebabkan perubahan siklus hidrologi dan meningkatkan intensitas badai. Perubahan iklim mempengaruhi perubahan cuaca dan iklim yang dapat menyebabkan kekeringan, penggurunanm kebakaran lahan, pulusi dan banjir.

Climate change is affecting the hydrological cycle and increasing the frequency and intensity of storms. These lead to death, loss of livelihoods and displacement and place a huge burden on society. -UNEP

OXFAM merilis bahwa dalam 30 tahun terakhir kejadian bencana yang berhubungan dengan perubahan iklim mencapai tiga kali lipat, lebih cepat terjadi dan dampaknya ke 20 juta jiwa dengan kerigian diperkirakan mencapai 300 milyar dolar sampai tahun 2030.

Sayangnya aspek perubahan iklim dan bencana belum menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan. Ada banyak kebijakan pembangunan yang masih mengabaikan aspek perubahan iklim dan lebih mengutamakan aspek ekonomi. Meskipun saat ini kebijakan pembangunan di Indonesia mulai mengedepankan aspek keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan, tetapi trickle down effect dari kebijakan ini belum sampai di sub nasional.

Lembaga PBB bidang kebencanaan (UNDRR) menyebutkan bahwa perlunya kegiatan aksi perubahan iklim dan pengurangan resiko dampak bencana perlu dijalankan secara lebih baik. Apa yang kemudian menjadi rekomendasi UNDRR dalam mengatasi kebencanaan akibat perubahan iklim:

  1. Memperkuat komitmen politik
  2. Memperluas pengelolaan resiko bencana dan perubahan iklim
  3. Memperkuat masyarakat dan mobilisasi masyarakat untuk memastikan semua terlibat.
  4. Melakukan investasi infrastruktur yang berkelanjutan dan tahan akan bencana
  5. Mempromosikan mekanisme keuangan dan investasi yang inovatif
  6. Memastikan adanya perubahan kebiasaan melalui sains, bukti nyata dan komunikasi yang efektif.

Tampaknya kesadara akan hubungan antara perubahan iklim dan bencana di Indonesia masih harus digaungkan secara lebih luas. Jika menganggap bencana alam hidrologis seperti banjir dan longsor merupakan bagian dari siklus tahunan perlu diberikan masukkan lain yang lebih luas.

Bromo

Mengajarkan Perubahan Iklim Sejak Kecil


Pelajaran-pelajaran lingkungan mustinya memang diajarkan sejak kecil, sehingga ini dapat menjadi pemahaman yang lebih baik dalam ikut menjaga lingkungan dimasa depan. Salah satu yang penting dipelajari sejak kecil adalah pemahaman atas isu-isu global lingkungan seperti perubahan iklim serta dampaknya. Anak saya diajarkan isu perubahan iklim sejak kecil disekolahnya, bahkan sekolah memfasilitasi pertemuan dengan beberapa ahli dalam bentuk pertemuan virtual.

Bagaimana pelajaran mengenai perubahan iklim kemudian memberikan manfaat buat anak sejak usia dini, ada beberapa pelajaran menarik dibawan ini.

Pentingnya Menanam

Salah satu aspek penting yang saya lihat adalah kemauan anak untuk melakukan kegiatan menanam. Kegiatan yang semula dianggap anak saya sebagai kegiatan yang kotot dan tidak menyenangkan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Karena kemudian proses lanjutan seperti pengamatan hasil penanaman akan menjadi hal menarik bagi anak.

Menghargai Nilai Keanekaragaman Hayati

Ini merupakan imbas lain karena anak yang belajar mengenai lingkungan hidup akan memberikan pengaruh ke anak untuk tidak menyakiti hewan liar seperti belalang, kadal atau kupu-kupu yang kadang muncul di taman. Sikap ini akan terbawa pada kegiatan untuk menghargai semua satwa, ini dapat terlihat pada minat anak untuk menonton tayangan seperti National Geographic Wild atau tayangan tentang hewan lainnya.

Prilaku Positif Terhadap Lingkungan

Pembelajaran mengenai lingkungan hidup seperti perubahan iklim, recycle dan kebiasaan baik untuk lingkungan akan membekas. Anak kemudian akan lebih aware bagaimana dampak membuang sampah sembaranagan terhadap kemungkinan banjir.

Pembelajaran mengenai lingkungan memang penting sejak dini. Ini akan memberikan pemahaman lebih awal dan membawa pada prilaku yang berkontribusi positif pada lingkungan hidup.

Perubahan Iklim: Adaptasi dan Mitigasi


Berikut adalah link untuk presentasi mengenai Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim:

Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Mimika_FINAL version

Pengertian

Perubahan iklim adalah perubahan yang signifikan dalam pengukuran iklim seperti temperatur, hujan, angin) yang terjadi dalam periode yang lama seperti 10 tahun atau lebih.

United Nations Forum Convention on Climate Change (UNFCCC) mendefinisikan Perubahan Iklim sebagai perubahan dalam iklim yang disebabkan oleh langsung atau tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi dari atmosfir global.

 

Tanda-tanda Perubahan Iklim

“Warming of the climate system is unequivocal, as is now evident from observations of increases in global average air and ocean temperatures, widespread melting of snow and ice, and rising global average sea level” (IPCC Fourth Assessment Report, 2007).

“ Most of the observed increase in global average temperatures since the mid 20th century is very likely due to observed increases in anthropogenic greenhouse gas concentrations” (IPCC, 2007)

 

Aspek Geografi dalam Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan


Belajar lagi mengenai perubahan iklim membuat saya kembali ke 20 tahun yang lalu saat belajar meteorolgi dan klimatologi di kampus.

Perubahan iklim menurut wikipedia dapat diterjemahkan sebagai perubahan dalam jagka waktu lama dalam distribusi statistik dari pola cuaca menurut periode waktu mulai dari ratusan tahun hingga jutaan  tahun.

Climate change is a long-term change in the statistical distribution of weather patterns over periods of time that range from decades to millions of years. It may be a change in the average weather conditions or a change in the distribution of weather events with respect to an average, for example, greater or fewer extreme weather events. Climate change may be limited to a specific region, or may occur across the whole Earth.

Perubahan iklim di Indonesia bisa dibaca dalam web: http://iklim.dirgantara-lapan.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=85&Itemid=78.

Pertanian pada lereng terjal di Distrik Ninia, Kabupaten Yahukimo

Perubahan iklim ini dijelaskan lebih detail lagi menyebabkan terjadinya pemanasan global, perubahan iklim.

Ketahanan pangan dapat di terjemahkan sebagai kondisi dimana semua orang setiap saat mendapatkan akses fisik, sosial dan ekonomi pada makanan yang cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan makanan hariannya dan makanan untuk menunjang kegiatan dan kesehatan.

Food security is defined as a ‘situation […] when all people, at all times, have physical, social and economic access to sufficient, safe, and nutritious food that meets their dietary needs and food preferences for an active and healthy life’ (FAO, 2002). Food security is not narrowly defined as whether food is available, but whether the monetary and non-monetary resources at the disposal of the population are sufficient to allow everyone access to adequate quantities and qualities of food (Schmidhuber and Tubiello, dalam Ludi 2009).

Hubungan antara Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan

Perubahan iklim berpengaruh pada ketahanan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya dengan perubahan iklim maka akan terjadi perubahan kapan turunnya  hujan, lamanya musim tanam, banjir, kekeringan, dll. Sementara secara tidak langsung akan berpengaruh terhadapat perubahan harga karena stok yang berkurang, pengaruh ke distribusi makanan, dll. Sebagai contoh di beberapa wilayah Indonesia seperti NTT atau NTB, pengaruh datangnya musim kering yang berubah ternyata berpengaruh besar pada produksi pertanian yang ada, demikian juga dengan beberapa wilayah lain di Jawa, dimana musim hujan yang extrem menyebabkan areal padi menjadi puso / gagal panen. Pada wilayah pesisir perubahan iklim berpengaruh pada saat turun ke laut yang terbatas karena besarnya gelombang yang menyebabkan hasil tangkapan ikan dan hasil laut lainnya menjadi lebih sedikit.

Pemerintah pada dasarnya sudah menyadari bahwa aspek perubahan iklim dan ketahanan pangan akan saling berkaitan dengan jelas. Presiden SBY misalnya dalam penyerahan penghargaan di bulan desember 2010 menyebutkan pentingnya ketahanan pangan dalam kaitan dengan perubahan iklim. Sementara itu dalam kegiatan di panen raya di Jawa Barat september 2010 misalnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa bersama-sama dengan Menteri Pertanian Suswono, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, dan beberapa pejabat lain menyadari bahwa aspke perubahan iklim mempengaruhi ketahanan pangan. Darwin 2001, menyebutkan bahwa kebijakan jangka panjang sangat dibutuhkan dalam kaitan dengan perubahan iklim dan inni membutuhkan informasi yang akurat mengenai dampak ekonomi akibat dari perubahan ikllim. Long-term policy responses require accurate informationabout the economic impacts of future climatic conditions. Despite recent advances in analyzing the economic effectsof global warming, information about climate change andfood security in developing countries remains extremelylimited. Specific details are lacking about the location, timing,magnitude, and probability with which food securityissues might arise. ERS will continue to conduct economicresearch that helps to assess the effectiveness of publicpolicies for responding to global warming.

Pada tingkat dibawahnya harus dilakukan advokasi kembali untuk meningkatkan awareness mengenai pentinya daerah melakukan antisipasi adanya perubahan iklim terhadap ketahanan pangan.

Aspek Geografi

Tentu saja aspek iklim dan cuaca terkait dengan segala fenomena yang terjadi dalam kaitan ruang, ini menjadikan pengetahuan geografi menjadi sangat penting dalam perencanaan kegiatan antisipasi ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim. Diteliti lebih dalam lagi bahwa perubahan iklim terkait erat dengan beberapa aspek, misalnya terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor melibatkan aspek keruangan yang sangat jelas. Peran ilmu geografi sangat diperlukan untuk mampu memetakan wilayah-wilayah dengan kondisi fisiknya seperti kelerengan, iklim, penggunaan tanah. Sesudah itu dapat dilakukan analisis geografi yang lebih mendalam dengan membuat analisis mengenai dampak dari perubahan iklim, aktifitas manusia dalam mengelola lingkungan, dll. Outputnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terkait dengan strategi dalam menjamin adanya ketahanan pangan bagi masyarakat.

Bahan bacaan:

1. Ludy, Eva. Climate change, water and food security, ODI, March 2009

2.  Darwin, Roy. Climate Change and Food Security. 2001

3.Gregory, dkk, Climate Change and Food Security, Oct 2005  http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/360/1463/2139.full.html#related-urls

4.  http://iklim.dirgantara-lapan.or.id/index.php