Dalam perjalanan ke Boven Digoel saya duduk di pinggir dan punya kesempatan melihat struktur Kota Tanah Merah dari atas, struktur kota dibuat memanjang dan memisahkan antara kota lama dengan kota baru yang sudah dirancang.
Memasuki kota Tanah Merah yang saya lakukan pertama kali adalah keliling kota dan melihat pembangunan baru di beberapa lokasi. Bukan dalam kapasitas inspektur atau apapun, tapi hanya ingin memuaskan keingin tahuan saya sebagai planner. Ternyata jarak antara lokasi pemerintahan yang baru dengan yang lama cukup jauh, bukan hanya jauh tetapi lebih kemasalah aksesibilitas dimana lokasi tesebut tidak terlayani kendaraan umum dan kondisi jalan belum aspal sampai ke lokasi.
Dulunya saya pernah melihat rancangan lokasi tersebut dan cukup terkagum karena lokasi dirancang menggunakan IKONOS oleh satu konsultan. Meskipun hasilnya buat saya cukup mengagetkan karena seolah-olah lokasi ini dibangun untuk kurun waktu 10 tahun atau 15 tahu kedepan.
Dalam banyak pengamatan saya, lokasi-lokasi beberapa kabupaten baru di Papua misalnya dibangun lokasi-lokasi dengan rancangan untuk 1o tahun kedepan. Memisahkan lokasi antar kantor dengan jarak yang jauh memang bagus untuk antisipasi ke masa depan. Permasalahannya adalah, apakah faktor aksesibilitas sudah diperhitungkan.
Ini cerita teman-teman lapangan, bayangkan untuk menjangkau lokasi tersebut dari kantor satu dengan yang lain butuh waktu yang cukup lama. Padahal sudah menggunakan kendaraan sepeda motor. Bayangkan jika masyarakat yang memerlukan pelayanan, apakah bisa menjangkau wilayah tersebut.