Membangun Data Detail Melalui Crowd-sourcing


Navigasi pada wilayah perkotaan mengalami perkembangan yang luar biasa. Bayangkan jika and ingin bepergian di kota-kota besar seperti Jakarta, anda bisa dengan mudah menggunakan GPS yang sudah tertanam dalam smartphone di kelas middle  ke atas.

Navigasi Perkotaan

Adabanyak pilihan untuk navigasi perkotaan yang sudah memiliki data base, dan tentunya sistem data online yang bisa di akses bebas, diantaranya:

1. Google Maps

Google terus memperbaharui data dan sistem navigasi perkotaan, dimana pada peta google informasi yang ada didalamnya semakin lama semakin di update. Tentu saja sistem ini dilakukan oleh google sendiri plus oleh beberapa user melalui sistem pendataan secara online oleh user.

Kekuatan crowd sourcing menjadi satu kekautan yang luar biasa karena kemudian data tersebut semakin lama semakin banyak.Google hanya perlu melakukan proses verifikasi.

2. Waze

Waze menjadi pilihan paling baik saat ini (menurut saya) karena menyediakan data real time yang baik. Waze mengandalkan sistem berbasis crowd sourcing dimana data dihimpun oleh komunitas penggunanya secara real time.

Peta yang ditampilkan waze mampu memberikan gambaran kondisi lalu lintas terkini. Demikian pula dengan fitur navigasinya akan memberikan pilihan rute tercepat dengan menghindari jalan dalam kondisi macet.

waze

 

Navigasi waze juga memberikan moda suara untuk memberitahukan jalan yang harus diambil.

 

3. Apple maps

Apple maps dengan pengguna yang terbatas pada handheld apple memberikan pilihan untuk pengguna untuk meng upload data. Tetapi sistem ini masih sangat tergantung pada proses update yang dilakukan oleh apple.

apple

Dalam masa dimana crowd sourcing menjadi pilihan menarik, maka sangat baik jika kemudian sistem ini bisa dilakukan untuk mengumpulkan data spatial selengkap-lengkapnya dan dilakukan oleh pengguna melalui sistem crowd sourcing.

Jadi kalau data-data publik yang dikelola pemerintah masih menganut azas tertutup, maka jangan komplain jika kemudian data-data berbasis komunitas dengan crowd sourcing akan menjadi pilihan.

Geography Crowd Sourcing: Sebuah Pilihan Ketika Sumber Data Formal Sulit Di Jangkau


Membuka data openstreetmap satu wilayah kota yang terpencil di Indonesia akan jadi pilihan menarik karena data jaringan jalan yang ditampilkan bisa jadi akan lebih detail daripada peta rupabumi keluaran lembaga “besar” yang sungguh sulit mengaksesnya. Openstreet merupakan menerapkan pola pengumpulan data dengan metode “crowdsourcing”, defined as the process of obtaining  information from many contributors amongst the general public, regardless of their  background and skill level.

Pengumpulan data spatial bisa dikatakan bukan lagi sebuah proses yang mahal sulit dilakukan. Perangkat-perangkat yang dimiliki saat ini sudah mendukung kegiatan,misalnya beberapa jenis mobile phone yang digunakan oleh sebagian pengguna kelas menengah sudah dilengkapi dengan GPS. Demikian pula dengan akses internet sudah dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah dan sudah menjangkau wilayah-wilayah yang jauh.

Beberapa aplikasi yang dapat dilakukan dengan Crowd Source:

1. Perencanaan berbasis masyarakat

Kegiatan perencanaan dapat dilakukan dengan menggunakan crowd sourcing dimana perencanaan dapat dilakukan dengan melibatkan peserta sebanyak mungkin secara sukarela. Pada kegiatan ini yang dibutuhkan adalah sebuah flatform yang membantu untuk menampilkan kondisi yang ada serta menarik input sebanyak mungkin dari masyarakat. Misalnya rencana pembangunan sekolah dapat dilakukan melalui suatu konsultasi publik secara online untuk mendapat masukkan yang paling tepat dengan memandang lokasi dari sisi kebutuhan dan pandangan masyarakat sebagai pengguna.

2. Pendataan fasilitas dan utilitas umum

Data-data dasar seperti jalan raya, nama jalan, sekolah, rumah sakit, dll dapat didata dengan mudah jika menggunakan crowd sourcing. Data lokasi dapat dilakukan dengan memberi fasilitas pengguna untuk meng-upload koordinat yang didapat baik dari penggunaan mobile phone yang menggunakan GPS atau dengan menggunakan fasilitas peta online seperti google.

4. Pendataan tematik khusus

Beberapa peta tematik khusus seperti peta-peta lokasi wisata, lokasi kuliner dan lokasi belanja banyak didapatkan dengan menggunakan crowd sourcing. Bayangkan berapa banyak data yang bisa dihimpun oleh server foursquare.

Crowd sourcing bisa menjadi pilihan yang menarik, ketika teknologi sudah bisa terjangkau dan akses internet yang semakin mudah. Tentu saja harus diatur sedemikian rupa supaya hasil dari pemetaan dengan crowd sourcing ini bisa dipertahankan.

Bab VIII. Penggunaan GPS Pengenalan GPS


Manual penggunaan GPS dan aplikasi dengan GIS bisa didownload:

Bab VIII_ Manual ArcGIS_Penggunaan GPS

Pengenalan GPS

Global Positioning System atau disingkat GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter hingga meter. GPS memiliki jangkauannya seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama.

Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari dalam orbit yang sangat tepat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. Penerima GPS mengambil informasi dan menggunakan triangulasi untuk menghitung lokasi yang tepat bagi pengguna. Pada dasarnya, penerima GPS membandingkan waktu sinyal yang ditransmisikan oleh satelit dengan waktu yang diterima. Perbedaan waktu tersebut memberitahu penerima GPS seberapa jauh satelit tersebut. Sekarang, dengan pengukuran jarak dari beberapa satelit, receiver dapat menentukan posisi pengguna dan menampilkannya pada peta elektronik unit.

24 satelit yang membentuk ruas angkasa GPS mengorbit bumi sekitar 12.000 mil atau 19,300 km di atas permukaan bumi. GPS terus-menerus bergerak, membentuk dua orbit lengkap dalam waktu kurang dari 24 jam. Satelit ini bergerak dengan kecepatan sekitar 7.000 kilometer per jam. Satelit GPS bergerak didukung oleh energi surya dan memiliki baterai cadangan untuk satelit mereka berjalan jika terjadi gerhana matahari atau ketika tidak ada tenaga surya. Pendorong roket kecil pada setiap satelit menjaga mereka terbang di jalur yang benar.

 

Berikut adalah beberapa fakta menarik lainnya tentang satelit GPS atau juga disebut NAVSTAR, Departemen Pertahanan nama untuk GPS AS resmi:

  • GPS satelit pertama diluncurkan pada tahun 1978.
  • Sebuah konstelasi 24 satelit penuh dicapai pada tahun 1994.
  • Setiap satelit dibangun untuk masa operasi sekitar 10 tahun. Penggantian yang terus-menerus dilaukan dan diluncurkan ke orbit.
  • Sebuah satelit GPS memiliki berat sekitar 2.000 pound atau 907 kg dan bentangan sebesar 5,2meter berikut dengan panel surya-nya.
  • Transmitter daya hanya 50 watt atau kurang

Beberapa factor yang mempengaruhi ketelitian data GPS tergantung pada:

  1. Kualitas receiver GPS
  2. Geometri satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi satelit dan lama pengamatan.
  3. Metode penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi GPS yang digunakan, apakah absolut, relatif, DGPS, RTK dan lain-lain.
  4. Strategi pemrosesan data, terkait dengan real-time atau post processing, strategi eliminasi dan pengoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan baseline dan perataan jaringan serta control kualitas.

Pengambilan data spatial dengan GPS

Ada banyak tipe dan merek GPS yang dipergunakan. Perkembangan teknologi GPS bahkan digabungkan dalam smartphone.

Dalam manual ini akan ditampilkan jenis Garmin 76csx yang memang digunakan oleh TNC, tampilan Garmin 76csx sebagai berikut

Beberapa tombol pengoperasian

GPS Garmin 76csx memiliki 6 halaman antarmuka yaitu:

–          Halaman satelit yang menggambarkan nomor serta jumlah satelit yang tertangkap dan kekuatan signal-nya.

–          Halaman trip computer yang menampilkan data kecepatan, waktu tempuh, ketinggian

–          Halaman map yang menggambarkan posisi dan peta dasar

–          Halaman compass yang menampilkan arah mata angina,kecepatan, waktu tempuh dan jarak (kelokasi yang ditentukan)

–          Halaman altimeter yang menampilkan data ketinggian

–          Halaman main menu atau menu utama yang menampilkan icon untuk akses kesemua fungsi GPS

 

Pengaturan GPS

Sebelum memulai penggunaan GPS dapat dilakukan proses Pengaturan/Set Up yang dilakukan dengan cara

  1. Buka Menu Utama dengan menekan tombol MENU dua kali
  2. Arahkan ke icon Setup
  3. Akan terdapat pilihan untuk setup mulai dari System, Display, Interface, dll.
  4. Fungsi setup yang utama adalah melakukan setup Time/Waktu dan Units/Satuan

Pengambilan Titik Koordinat (waypoint)

  1. Gunakan tombol ENTER/MARK untuk menyimpan posisi terkini dan membuat waypoint baru. Pastikan bahwa penerimaan signal baik untuk mendapatkan data yang akurat.
  2. Secara otomatis data akan disimpan berdasarkan urutan angka (3 angka).
  3. Nama waypoint dan simbolnya dapat diedit sesuai pengguna. Gunakan halaman waypoint untuk melakukan perubahan, geser tombol besar penunjuk arah untuk mengakses data.
  4. Waypoint dapat diiisikan secara manual atau menggunakan fitur tertentu pada peta dasar yang digunakan dalam GPS.

Pengambilan jalur (track)

Tergantung pada pengaturan GPS, track  biasanya dicatat secara otomatis. Track yang sudah dicatat dapat dihapus dan atau disimpan.

  1. Tekan tombol Menu dua kali untuk masuk ke Main Menu/Menu Utama.
  2. Pilih icon Tracks dan tekan Enter untuk membuka halaman Tracks pada halaman track log akan terlihat catatan track berdasarkan urutan waktu pengambilan dan juga perhatikan pengunaan memori/kapasitas penyimpanan data.
  3. Jika akan menyimpan maka pilih track logs yang ada pilih Save dan tekan ENTER untuk konfimasi
  4. Jika akan menghapus data yang ada maka pilih Delete tekan ENTER untuk konfimasi

Sebelumnya track log bisa diatur pada Track Log Setup

Pengolahan data GPS dengan ArcGIS

Saat ini pengolahan data GPS dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana. GPS dapat dengan mudah disambungkan ke komputer dengan menggunakan kabel ke port USB. Dengan menggunakan fungsi import dan atau dengan menggunakan extension Data Interoperability maka data dalam format gpx dari GPS dengan mudah dapat ditampilkan dan diolah dengan ArcGIS.

Urutan prosesimport Data GPX

Dengan Arctoolbox pilih Conversion tools

Pilih from GPS  pilih GPX to Features

Tentukan nama dan lokasi file GPX yang akan diimport

Tentukan nama output (bisa dalam bentuk geodatabase atau shp)

Klik OK

Gunakan Extension Data Interoperability

Klik Arctoolbox klik Data Interoperability klik Quick Import

Pilih format GPX dan lokasi serta nama file

Akan terbentuk data geodatabase yang berisi titik koordinat dari gps

Hasil tampilan titik GPS yang telah dikonversi ke ArcGIS

 

 

 

 

 

Bab I: Pengantar Pemetaan dan GIS


Mempelajari Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geopraphical Information System (GIS) harus diawali dengan pengertian yang cukup mengenai peta sebagai media visual semua fitur dipermukaan bumi serta perkembangan analisis spatial mulai dari metode manual sampai menggunakan sistem digital. GIS berkembang dari perkembangan penggunaan peta multi layer untuk analisis dan perkembangan teknologi computer. Pemahaman akan konsep dasar pemetaan, prinsip dasar proyeksi peta dan perkembangan pemanfaatan GIS akan mempermudah pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan GIS dalam berbagai bidang, terutama bidang-bidang yang terkait dengan ruang.

Saat ini sebagai sebuah sistem informasi, GIS digunakan dihampir semua sektor karena setiap sektor pada umumnya akan terkait dengan aspek keruangan atau lokasi. GIS pun mengalami perkembangan, dari hanya kemampuan visualisasi sampai ketingkat analisis yang cukup kompleks dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Prinsip-prinsip Dasar Pemetaan

Kartografi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai penggambaran peta permukaan bumi. Wikepedia menyebutkan Kartografi (atau pembuatan peta) adalah studi dan praktik membuat peta atau globe. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas, tetapi munculnya dan penyebaran komputer sudah merevolusionerkan kartografi. Beberapa kamus asing menyebutkan cartography as art and science of representing a geographic area graphically, usually by means of a map or chart. Political, cultural, or other nongeographic features may be superimposed.

Kartografi dapat dikatakan merupakan disiplin ilmu yang sudah ada sejak jaman dulu kala bahkan pada masa prasejarah katografi telah digunakan oleh manusia untuk menggambarkan wilayah  teritori-nya, wilayah perburuan  serta  wilayah untuk mencari ikan. Pada masa babilonia peta dunia digambarkan sebagai wilayah datar, Ptolemy pada abad kedua telah mengembangkan suatu bentuk bumi dalam bentuk spherical. Peta-peta yang dibuat pada abad pertengahan menggunakan model yang digunakan oleh Ptolemy.

Terdapat asosiasi kartografi internationalatau International Cartographic Association atau ICA yang didirikan pada tanggal 9 June 1959, di  Bern, Switzerland. Kartografi berkembang dari penggambaran permukaan bumi dengan pena diatas kertas dengan penggambaran secara digital melalui program computer (program CAD dan atau GIS). Perkembangan ini dalam bidang kartografi ini yang kemudian menjadi GIS. Meskipun demikian dalam mempelajari GIS harus terlebih dahulu mempelajari dasar-dasar kartografi.  Dasar dari kartografi adalah dengan mempelajari pengertian dan konsep dasar mengenai peta.

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam bidang datar. Menurut ICA peta adalah gambaran konvensional yang mengambarkan elemen-elemen yang ada dipermukaan bumi dan gejala-gejala dari elemen-elemen yang digambarkan tersebut.

Peran peta adalah untuk menggambarkan posisi, menggambarkan ukuran  dan menggambarkan bentuk-bentuk dari fenomena yang digambarkan dalampeta tesebut. Peta memiliki peran yang beragam dan terus berkembang peran awal dari peta adalah untuk sarana informasi dari pembuat peta ke penggunanya yang bertujuan untuk mengkomunikasikan posisi suatu tempat dan digunakan untuk navigasi. Peta kemudian berkembang menjadi dasar untuk analisis semua fenomena yang ada dalam permukaan bumi dalam kaitan dengan aspek keruangan, pada tahapan ini peta dapat digunakan untuk menghitung suatu fenomena, membuat prediksi berdasarkan keterkaitan fenomena keruangan dan pada akhirnya menjadi alat untuk analisis berbagai hal yang terkait dengan keruangan.

Ada berbagai jenis peta yang bisa dibedakan berdasarkan beberapa kategori seperti berikut:

  1. Berdasarkan sekala peta

Peta dapat dibuat dalam sekala yang detail dan sekala yang tidak detail. Semakin detail sekala peta maka akurasi peta akan semakin baik dan gambaran object yang ada dalam peta juga semakin mirip dengan kondisi sebenarnya.

  1. Berdasarkan isi yang ada dalam peta

Berdasarkan isi peta maka dapat dibedakan atas peta dasar dan peta tematik. Peta dasar merupakan peta yang dibuat untuk menggambarkan kondisi umum suatu wilayah dan menggambarkan feature-feature seperti sungai, jalan, kontur/garis ketinggian, batas administrasi, lokasi-lokasi penting seperti pusat pemukiman, dan gambaran tutupan lahan secara general.

Peta tematik bisa sangat beragam dan digambarkan dengan menonjolkan aspek tertentu sesuai dengan tujuan pembuatan peta. Peta tematik misalnya peta penggunaan tanah, peta jenis tanah, peta geologi, peta curah hujan, dll.

Untuk membuat peta terdapat kaidah kartografi yang harus dipenuhi, bahwa peta harus membuat penggunanya mampu membaca peta tersebut dengan muda. Untuk mempermudah membaca peta maka dalam membuat peta harus memenuhi syarat minimal seperti adanya judul, sekala, arah mata angin dan legenda peta.

Komponen-komponen yang terdapat dalam peta adalah:

–          Judul Peta

–          Sekala

–          Penunjuk Arah Mata Angin

–          Legenda/Keterangan symbol pada peta

–          Sistem Proyeksi/Sistem Koordinat dan Datum

–          Sumber Data dan waktu pengambilan/tahun

–          Indeks Lokasi

Proyeksi Peta dan Sistem Koordinat

Proyeksi peta merupakan hal yang penting untuk dipelajari sebagai dasar untuk memahami bagaimana peta ditampilkan dari kondisi permukaan bumi yang melengkung seperti bola kedalam bentuk datar.

Terdapat ratusan system proyeksi peta yang berbeda. Proses mentransfer informasi dari bumi ke peta menyebabkan setiap proyeksi untuk mengalami distorsi setidaknya satu aspek dari dunia nyata – baik bentuk, area, jarak , atau arah.

Setiap proyeksi peta memiliki kelebihan dan kekurangan , proyeksi yang tepat untuk peta tergantung pada skala peta, dan pada tujuan yang akan digunakan. Misalnya, ada system proyeksi mungkin memiliki distorsi atau penyimpangan yang besar jika digunakan untuk memetakan seluruh negeri, tetapi mungkin pilihan yang sangat baik untuk skala besar (rinci) misalnya untuk peta dari provinsi atau kabupaten. Sifat dari suatu proyeksi peta juga dapat mempengaruhi beberapa fitur desain peta. Beberapa proyeksi yang baik untuk daerah-daerah kecil, ada yang baik untuk daerah pemetaan yang membentang dari timur ke barat, dan beberapa lebih baik untuk daerah pemetaan dengan areal yang membentang dari utara ke selatan.  Beberapa proyeksi memiliki sifat khusus, misalnya, proyeksi Mercator memiliki garis garis bantu lurus dan karena itu sangat baik untuk navigasi karena dengan garis bantu ini program kompas lebih mudah untuk menentukan arah.

gambar 1

Bagaimana tampilan Artartika yang sebenarnya dalam system Proyeksi Robinson[1]

Terdapat 4 kategori system proyeksi menurut (PeterH. Dana-Colorado University)yang terdiri atas[2]:

  1. Silindris
  2. Conic/Kerucut
  3. Azimuthal
  4. Sistem lain seperti system yang tanpan diproyeksikan , juga system yang menggabungkan beberapa metode.

Klasifikasi Proyeksi dibedakan berdasarkan karakteristik distorsi

Proyeksi yang mempertahankan ukuran relatif akurat disebut wilayah yang sama , atau proyeksi setara. Proyeksi ini digunakan untuk peta yang menunjukkan peta distribusi atau fenomena yang menekankan pada akurasi peta. Contohnya adalah dan proyeksi proyeksi Albers Equal-Area Conic.

Sebuah proyeksi Azimuthal Equal – area The Atlas Nasional Amerika Serikat menggunakan proyeksi Lambert Azimut Equal – area untuk menampilkan informasi dalam online Map Maker . Selain sifat yang sama – wilayahnya , proyeksi ini juga menunjukkan arah yang benar dari titik tengah peta . Ini berarti bahwa proyeksi bekerja dengan baik untuk daerah pemetaan yang memiliki jarak yang hamper sama dari titik pusat, seperti Amerika Utara atau wilayah seperti Australia.

Proyeksi Mercator digunakan pada Atlas dan Peta Dunia. Proyeksi Mercator adalah proyeksi yang mempertahankan hubungan sudut dan bentuk yang akurat di area yang kecil dan disebut sebagai proyeksi konformal. Proyeksi ini digunakan di mana hubungan sudut penting, seperti untuk peta-peta navigasi atau meteorologi . Contohnya adalah proyeksi Mercator dan proyeksi Lambert Conformal Conic. The US Geological Survey menggunakan proyeksi konformal untuk banyak peta topografi -nya .

Proyeksi yang mempertahankan jarak yang akurat dari pusat proyeksi atau sepanjang diberikan garis disebut equidistant projection atau proyeksi berjarak sama. Proyeksi ini digunakan untuk radio dan pemetaan seismik  dan untuk navigasi. Contohnya adalah proyeksi Repetitively Conic dan proyeksi persegi panjang. Contoh Proyeksi Azimut Repetitively adalah proyeksi yang digunakan pada peta yang dijadikan sebagai lambang PBB .

Proyeksi yang mempertahankan arah yang akurat ( dan karena itu hubungan angular ) dari titik pusat diberikan disebut azimut atau proyeksi zenithal. Proyeksi ini digunakan untuk grafik aeronautika dan peta lain di mana hubungan directional penting . Contohnya adalah proyeksi gnomonic dan proyeksi Lambert Azimut Equal – area .

Proyeksi peta dapat menggabungkan beberapa karakteristik ini , atau mungkin suatu kompromi yang mendistorsi semua sifat-sifat bentuk , area, jarak , dan arah, dalam beberapa batas yang dapat diterima . Contoh proyeksi kompromi adalah proyeksi Winkel Tripel dan proyeksi Robinson , sering digunakan untuk menggambarkan peta dunia .

Proyeksi Peta juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk permukaan yang dapat dikembangkan yang permukaan bumi diproyeksikan . Sebuah permukaan yang dapat dikembangkan adalah bentuk geometris sederhana yang mampu diratakan tanpa peregangan , seperti silinder, kerucut, atau plane. Cylindrical proyeksi menunjukkan singgung di baris yang dipilih dan garis potong sepanjang dua baris .

  1. Proyeksi Silinder

Misalnya, proyeksi silinder proyek informasi dari bola bumi ke silinder . Silinder dapat berupa bersinggungan dengan bumi sepanjang garis yang dipilih , atau mungkin sekan ( berpotongan Bumi ) sepanjang dua baris . Bayangkan bahwa setelah permukaan bumi diproyeksikan , silinder membukanya untuk membentuk permukaan datar. Garis-garis di mana silinder bersinggungan atau secant adalah tempat dengan distorsi minimal.

Proyeksi mercator melintang dan miring pada silinder dan peta. Proyeksi Mercator dibuat menggunakan silinder singgung di wilayah khatulistiwa. Sebuah proyeksi Transverse Mercator dibuat menggunakan silinder yang bersinggungan dengan meridian yang dipilih. Sebuah proyeksi Oblique Mercator dibuat menggunakan silinder yang bersinggungan sepanjang lingkaran besar selain khatulistiwa atau meridian .

  1. Proyeksi Polyconic

Proyeksi Polyconic adalah proyeksi kerucut proyek informasi dari Bumi bulat ke kerucut yang baik bersinggungan dengan Bumi pada paralel tunggal, atau yang ada garis potong di dua paralel standar. Setelah proyeksi selesai , kerucut membukanya untuk membentuk permukaan datar. Garis-garis di mana kerucut bersinggungan atau secant adalah tempat dengan distorsi minimal. Proyeksi polyconic menggunakan serangkaian kerucut untuk mengurangi distorsi.

  1. Proyeksi Planar

Proyeksi mengubah bidang ke bentuk bidang datar. Bidang datar ini dapat berupa garis bersinggungan atau garis potong.

Koordinat Peta

Sistem koordinat memungkinkan peta atau data spatial menggunakan lokasi yang sama untuk proses integrasi dengan data spatial lainnya. Sebuah sistem koordinat adalah sistem referensi yang digunakan untuk mewakili lokasi peta atau fitur geografis, citra, dan hasil observasi seperti lokasi GPS dalam kerangka geografis yang sama.

Setiap sistem koordinat didefinisikan oleh:

  1. Kerangka pengukurannya, baik itu geografis (di mana koordinat bumi diukur dari pusat bumi) atau planimetris (dimana koordinat bumi diproyeksikan ke permukaan datar dua dimensi).
  2. Satuan ukuran (biasanya meter atau feet untuk data yang sudah diproyeksikan atau jika dengan sistem koordinat menggunakan derajat desimal untuk lintang-bujur).
  3. Definisi proyeksi peta untuk data dengan system koordinat yang sudah diproyeksikan.
  4. Sifat sistem pengukuran lain seperti spheroid referensi, datum, dan parameter proyeksi seperti satu atau lebih paralel standar, pusat meridian, dan kemungkinan pergeseran arah x dan y.

Ada dua jenis umum sistem koordinat yang digunakan dalam GIS :

  1. Sistem koordinat global menggunakan lintang – bujur. Ini sering disebut sebagai sistem koordinat geografis.
  2. Sistem Koordinat Proyeksi yang didasarkan pada jenis proyeksi peta yang digunakan seperti Mercator, Albers Equal Area, atau Robinson, dll. Sistem ini memproyeksikan gambaran permukaan bumi ke koordinat dua dimensi koordinat Cartesian. Sistem Koordinat proyeksi kadang-kadang disebut sebagai proyeksi peta.

Sistem koordinat (baik geografis atau diproyeksikan) menyediakan kerangka kerja untuk mendefinisikan lokasi dunia nyata. Di ArcGIS , sistem koordinat yang digunakan sebagai metode untuk secara otomatis mengintegrasikan lokasi geografis dari dataset yang berbeda ke dalam koordinat kerangka umum untuk tampilan dan analisis . ArcGIS secara otomatis mengintegrasikan dataset yang sistem koordinat dikenal. JIka data-data yang digunakan diasumsikan telah menggunakan system koordinat yang terdefinisi dengan baik maka ArcGIS otomatis dapat mengintegrasikan dataset dengan data set lain dengan memproyeksikan data tersebut secara cepat dan otomatis ke dalam kerangka kerja yang sesuai untuk pemetaan, visualisasi 3D , analisis, dan sebagainya. Jika dataset tidak memiliki referensi spasial , mereka tidak dapat dengan mudah diintegrasikan.

Sebuah referensi spasial di ArcGIS adalah serangkaian parameter yang mendefinisikan sistem koordinat dan sifat spasial lainnya untuk masing-masing dataset dalam geodatabase. Sudah biasa bahwa semua dataset untuk daerah yang sama ( dan dalam geodatabase yang sama ) menggunakan definisi referensi spasial yang sama.

Konsep Dasar GIS

Pengertian GIS (Geographical Information System) atau kadang disebut dengan Sistem Infomasi Geografis (SIG) ada banyak sekali variasi tetapi pengertian dasarnya adalah sebuah sistem informasi berbasis data spatial. ESRI menterjemahkan GIS sebagai integrasi antara hardware, software, dan data untuk mengambil, mengelola, analisis dan menampilkan informasi dengan referensi geografis[3]. GIS memungkinkan untuk menampilkan, memahami, mempertanyakan, menterjemahkan dan menampilkan data dalam banyak cara untuk kemudian memunculkan keterkaitan/hubungan, pola dan trend dalam bentuk peta, atlas, laporan dan juga chart.

Perkembangan GIS merupakan perkembangan kartografi itu sendiri,berawal dari proses yang dilakukan secara manual dengan penggambaran diatas kertas, perkembangan teknologi computer memungkinkan proses dilakukan secara digital. Istilah GIS pertama kali diperkenalkan tahun 1967 oleh yang mengembangkan Canada Geographic Information System in 1967. Kegiatan yang sama dilakukan juga di hardvad di tahun 60-an dengan mengembangkan lab yang dikenal dengan Harvard’s Laboratory of Computer Graphics  and Spatial Analysis in the 1960s. Era computer yang dimulai tahun 60-an menjadi awal dalam perkembangan GIS.

Komponen-komponen dalam GIS terdiri atas hardware,software, data dan brainware. Setiap komponen memiliki peran yang besar dalam pengembangan dan aplikasi GIS sebagai sebuah system yang mampu memberikan masukan dalam banyak aplikasi pengambilan keputusan.

Hardware

Hardware dalam GIS sangat dipengaruhi oleh perkembangan dibidang informasi teknologi, perkembangan yang pesat dibidang IT dengan munculnya personal computer dan muncullnya prosesor yang lebih cepat, kapasitas penyimpanan data digital yang lebih besat, system online dan juga perkembangan dibidang remote sensing dan GPS merupakan aspek dalam GIS yang mampu mempercepat proses dan selanjutnya mempercepat kemajuan dalam aplikasi GIS.

Software

Ada banyak sekali software GIS yang berkembang, perkembangan ini dilakukan oleh lembaga pendidikan, swasta dan juga oleh non swasta dengan berkembanganya aplikasi open source yang dilakukan tanpa adanya lembaga tetapi dengan menggunakan jaringan individu.Software GIS misalnya software yang dikeluarkan oleh ESRI, MapInfo, Idrisi, Ilwis, dll.

Data

Data dalam GIS adalah data spatial atau data dengan referensi koordinat diatas permukaan bumi.Perkembangan teknologi dibidang remote sensing, GPS dan pengukuran geodesi merupakan factor-faktor yang mendukung perkembangan pengadaan data digital spatial yang digunakan dalam aplikasi GIS.

Brainware/Sumberdaya Manusia

Komponen ini adalah komponen yang paling penting dalam GIS, adanya sumberdaya manusia yang mengembangkan, mengaplikasikan GIS menjadi factor utama yang menjadikan GIS cepat berkembang dan dapat digunakan pada banyak sekali aplikasi. Sumberdaya manusia juga mengembangan teknik-teknis dan metode untuk analisis yang memungkinkan terciptanya informasi spatial yang sangat penting dalam pengambilan keputusan berbasis ruang.

ESRI menambahkan komponen yang disebut dengan Workflow atau alur kerja yang didefiniskan sebagai proses pengerjaan dengan GIS. Ini menjadi komponen karena pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan dengan GIS harus dimulai dengan menyusun alur pekerjaan,kerangka kerja dan juga metode-metode yang akan digunakan.

Sangat penting untuk mempelajari konsep pendekatan geografi yang merupakan pengetahuan dasar mengenai bagaimana melakukan suatu pengambilan keputusan berdasarkan kondisi spatial yang ada.

Secara singkat pendekatan ini hanya terdiri atas 3 alur dasar penting yaitu:

Map/Memetakan

Evaluate/Melakukan Evaluasi/Kajian

Act/Melakukan Tindakan

Alur menjadi dasar dalam menggunakan GIS sebagai alat dalam pengambilan keputusan yang didasari atas fakta dan analisis yang valid.

Pendekatan geografi mampu menjawab semua pertanyaan yang menggunakan data-data keruangan. Pertanyaan dimana lokasi yang paling macet di Jakarta? Atau pertanyaan dimana lokasi yang paling strategis untuk mendirikan perumahan? Dimana lokasi habitat orangutan? Semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab dengan pendekatan geografi. Pada perkembangannya pertanyaan yang lebih kompleks seperti dimana paling menguntungkan untuk mendirikan ATM atau dimana lokasi yang paling sesuai untuk penaman kelapa sawit yang memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan bisa dijawab dengan menggunakan pendekatan geografi.

GIS berkembang untuk memberikan pemahama akan fenomena-fenomena yang ada di permukaan bumi. Alur berikut menggambarkan bagaimana GIS berawal sebagai alat menampilkan data sampai kemudian memberikan pengertian mengenai aspek keruangan.

Menggapa GIS?

GIS digunakan secara luas karena memberikan keuntungan dan nilai tambah jika dibandingkan dengan menggunakan system pemetaan manual. Adapun keuntungan menggunakan GIS Antara lain:

  1. Efesiensi biaya

Menggunakan GIS memang membutuhkan investasi di awalnya. Tapi ketika system sudah berjalan dan kemudian digunakan secara konsisten, maka akan lebih efesien dibandingkan dengan menggunakan system manual. Penggunaan GIS dalam beberapa aplikasi akan mengurangi biaya secara signifikan, misalnya menggunakan GIS untuk pemetaan kawasan hutan akan jauh lebih murah jika dilakukan dengan survey lapang detail ke masing-masing lokasi.

  1. Pengambil keputusan yang lebih baik

Beberapa pengambilan keputusan seperti alokasi kesesuaian lahan, perencanaan tata ruang dilakukan dengan GIS akan memberikan keputusan yang lebih baik. Di Indonesia banyak kegiatan berbasis informasi geografis tidak dilakukan dengan menggunakan GIS, akibatnya adalah keputusan yang diambil kemudian salah, misalnya penentuan alokasi ruang kawasan budidaya dilakukan tanpa menggunakan GIS, ijin pengelolaan  kawasan pemukiman diberikan pada kawasan yang merupakan kawasan pertanian yang bagus. Akibatnya adalah produktifitas pertanian menurun dan secara ekonomi jangka panjang akan sangat merugikan.

  1. Mempermudah untuk dikomunikasikan

Dengan GIS dan perkembangan internet, maka informasi spatial yang dihasilkan dari analisis GIS dapat dengan mudah di share melalui internet.

Lebih baik dalam menyimpan informasi geografis

GIS merupakan system informasi berbasis data digital, karena itu data-data spatial seperti peta lebih mudah disimpan dalam format digital dibandingkan dengan format manual yang membutuhkan ruang yang besar serta membutuhkan maintenance yang lebih sulit.

  1. Lebih mudah dikelola

Data spatial dalam GIS sangat mudah untuk dikelola, dengan menerapkan pengelolaan data yang baik, dengan menggunakan metadata, dengan menggunakan system pencarian yang baik, maka data spatial dalam GIS dengan mudah dikelola, dipanggil kembali,diperbaharui dan ditampilkan kembali.

Pengenalan Penggunaan Aplikasi GIS Dalam Berbagai Bidang

Aplikasi GIS berkembang pesat pada banyak sector, ketika GIS pertama kali digunakan hanyak sektor tertentu yang menggunakan seperti untuk keperluan navigasi, transportasi, perencanaan dan militer. Perkembangan selanjutnya GIS diaplikasikan dalam kegiatan yang sebelumnya tidak terpikirkan dengan menggunakan GIS seperti perbankan, pariwisata, pemerintahan,dll.

Mengenal aplikasi GIS dalam berbagai bidang akan membuka wawasan untuk memahami bahwa GIS dapat digunakan mulai dari menampilkan data sampai menjadi pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sebagai bahan pembelajaran berikut adalah beberapa contoh aplikasi GIS dalam berbagai bidang berikut ini.

Aplikasi GIS Pada Bidang Pemerintahan

Aplikasi GIS pada sector pemerintahan digunakan pada tingkatan nasional sampai pada tingkatan local seperti kabupaten dan provinsi. Pada sector ini bidang-bidang pemerintahan seperti pertanian, pekerjaan umum, perencanaan wilayah dan pembangunan ekonomi.

Perkembangan aplikasi GIS disadari sebagai investasi oleh pemeintah yang memungkinkan peningkatan efesiensi, mengurangi biaya, peningkatan koordinasi dan tentunya peningkatan akuntabilitas dan transparansi. Penggunaan GIS pada sektor pemerintahan di Indonesia masih banyak dilakukan pada tingkat pusat,penggunaan pada tingkat local harus didorong untuk meningkatkan kinerja dan layanan serta sangat berguna dalam berbagai aspek perencanaan.

Aplikasi GIS Bidang Bisnis

Dalam bidang  bisnis GIS berkembang pesat pada penerapan dibidang perbankan, marketing, pengelolaan asset, asuransi, real estate, media/pers dan retail. Pada bidang-bidang ini pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak dilakukan dengan menggunakan aplikasi GIS, mulai dilakukan dengan menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan mengenai bisnis.Misalnya pertanyaan: Dimana menempatkan lokasi ATM yang paling sesuai dan menguntungkan?  Jawaban untuk pertanyaan ini sudah dapat dilakukan dengan menggunakan GIS.

Kompetesi yang semakin tinggu dalam bidang bisnis menyebabkan perlunya pemahaman spatial yang mampu menjelaskan mengenai keterkaitan antara lokasi dengan masing-masing  kegiatan bisnis yang dilakukan. Pengambilan keputusan yang terkait dengan konsumen, bisa lebih baik lagi jika digambarkan secara spatial dengan GIS.

Aplikasi GIS Pada Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Sektor pengelolaan sumberdaya alam merupakan sector yang paling banyak menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam melakukan analisis keruangan. Aplikasi GIS dalam sektor ini antara lain; pertanian, kehutanan, pertambangan, pengelolaan air, konservasi, sampai perubahan iklim.

Aplikasi GIS dalam bidang-bidang pengelolaan sumber daya alam banyak dilakukan karena bidang-bidang dalam NRM merupakan bidang-bidang yang menggunakan data dan informasi spatial dalam kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam bidang pertanian aplikasi GIS digunakan untuk analisis kesesuaian tanaman dalam pengembangan pertanian.

Aplikasi GIS dalam aplikasi landuse merupakan salah satu aplikasi dalam GIS yang banyak digunakan. Aplikasi ini digunakan dibanyak negara dalam menentukan pola penggunaan lahan yang paling sesuai. Dalam aplikasi ini digunakan data-data spatial mulai dari data fisik seperti morfologi (ketinggian, lereng), geologi, jenis tanah, iklim (besaran curah hujan, lamanya musim hujan), hidrologi (DAS, sungai) dan land cover. Analisis yang dilakukan dengan data kondisi fisik kemudian dianalisis juga dengan menggunakan data sosial dan ekonomi seperti penduduk (jumlah dan sebaran), prsarana (jaringan jalan, terminal, pelabuhan), aksesibilitas (jarak tempuh), pasar (lokasi pasar). Analisis dilakukan dengan berbagai metode mulai dari overlay, scoring, network, dll. Hasil dari analisis ini digunakan dalam pengambilan kebijakan mengenai alokasi landuse yang paling tepat.

Aplikasi dalam bidang konservasi juga merupakan salah satu aplikasi yang cepat berkembang, berbagai aspek dalam konservasi melibatkan informasi lokasi/ruang, misalnya analisis untuk penentuan habitat, analisis untuk mengetahui kawasan lindung serta pada pengelolaan kawasan yang memang harus dilakukan terlebih dahulu dengan memetakan kawasan dan isi (biodiversitas) yang ada di dalamnya. Beberapa pendekatan konservasi seperti Ecoregion, HCV(F), ICDP merupakan pendekatan-pendekatan yang menggunakan informasi spatial dan memerlukan aplikasi GIS dalam kegiatannya.

TNC telah menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan-kegiatan perlindungan lingkungan hidup sejak lama dan juga secara intensif. Beberapa pendekatan yang dipelopori oleh TNC menggunakan GIS dalam menyusun perlindungan dalam tingkat landscape. Aplikasi yang dilakukan oleh TNC misalnya.

Ecoregional Planning

Perencanaan berbasis ecoregion menggunakan GIS untuk melakukan analisis pada tingkat landscape. Perencanaan Ekoregional TNC membahas beberapa masalah yang melekat yang ada dalam perencanaan tata ruang di masa lalu dan saat ini di Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan dengan mendefinisikan data yang tersedia pada sekala tertentu dapat diterapkan, jelas menggambarkan terminologi; memproduksi layer peta digital tertentu, dan menerapkan logika dan dokumentasi yang jelas untuk proses pemilihan sistem ekologi target dan spesies, dan peringkat viabilitas dari sistem sasaran. Proses yang dilakukan adalah proses yang transparan, metodis dan berulang. Data akan dimasukkan ke dalam database konservasi dengan masukan dan diskusi diundang dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk para ahli lingkungan dan biologis, dan semua tingkat yang tepat dari pemerintah maupun masyarakat setempat.

Marzone

Marzoneatau Marxan with Zone merupakan alat yang digunakan dalam membantu pengambilan keputusan dalam membuat jaringan wilayah lindung dengan menggunakan analisis berdasarkan alokasi pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Marzone merupakan pengembangan dari Marxan yang telah digunakan sebelumnya dalam berbagai pengambilan keputusan dalam pengeloaan wilayah lindung.

Aplikasi dalam Marzone dikembangkan menjadi extension khusus yang mampu menganalisis data-data spatial seperti fisik wilayah, aspek-aspek lain dan menghasilkan peta yang digunakan dalam strategi konservasi.

Development by Design (DbD)

Merupakan pendekatan yang menggabungkan konservasi berbasis landscape dengan aspek mitigasi. Pendekatan DbD menggunakan aplikasi GIS dalam menentukan wilayah strategis bagi kepentingan konservasi dan kemudian dengan analisis yang lbeih detail dapat menggunakan GIS untuk memperhitungkan dampak-dampak dari satu kegiatan pembangunan dan dengan dampak ini dapat disusun mitigasi dalam rangka mengurangi dampak tersebut.

Pengunaan GPS Dalam Pengambilan Data Spatial untuk Perencanaan Ruang


Pendahuluan

GPS merupakan alat untuk pengambilan data spatial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survey yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survey dan hasil dari survey dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan.

GPS bisa menghasilkan data spatial berupa titik, garis dan polygon. Data-data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik,  lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke pprovinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas.  Pada survey untuk fitur line dilakukan pada survey jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data polygon atau area dapat dilakukan pada survey untuk landuse, survey untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi.

Kemudahan teknologi menjadi factor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital, langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan survey.

Teknologi online saat ini dengan menggunakan google earth atau bing map memungkinkan plot titik GPS langsung ditampilkan. Menampilkan data GPS dalam google earth akan sangat efektif untuk membuat perencanaan secara cepat dengan data dasar citra satelit.

Sekilas mengenai GPS

Global Positioning System (GPS) adalah system navigasi berbasis satelit yang menyediakan informasi mengenai lokasi dipermukaan bumi. Sistem GPS menggunakan pengukuran geometris dari empat atau lebih hasil tangkapan sinyal satelit ke alat yang digunakan. Satelite untuk GPS merupakan miliki pemerintah Amerika dan  dapat diakses dari lokasi manapun didunia.

Proyek GPS pertama kali dibangun tahun 1973 untuk mengatasi masalah navigasi,  menggabungkan ide-ide yang sebenarnya sudah ada sejak perang dunia II dan riset militer sejak tahun 60-an. Saat ini sudah ada 24 satelit yang berjalan dan beroperasi secara penuh sejak tahun 1994. Satelit GPS mengorbit mengelilingi bumi dalam 6 bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit ± 20.200 Km dari permukaan bumi.

Sistem pengambilan data menggunakan peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di darat, laut, udara maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.

Secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

–          Receiver militer

–          Receiver tipe navigasi

–          Receiver tipe geodetic

Menghubungkan GPS dengan GIS Software

Pada penggunaan software ArcGIS bisa dilakukan dengan meng-install DNR Garmin tools. Software ini dapat di download secara gratis dan menggunakan ArcGIS akan langsung diintegrasikan dalam menu.

Penggunaan software ini sangat mudah karena menggunakan system full down menu yang dengan menggunakan digunakan untuk memanggil file yang sudah diambil dengan menggunakan GPS.

File ini bisa dikonversikan kedalam bentuk shapefile yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data spatial.

Menghubungkan GPS dengan GoogleEarth

Google Earth menyediakan menu yang memungkinkan import data langsung dari GPS.

Menggunakan urutan langkah:

Klik File

Klik Import

Maka data yang sudah diambil oleh alat GPS bisa diload dalam software ArcGIS.

Data ini bisa dalam bentuk point yang diambil dari alat GPS dengan menggunakan metode pengambilan titik waypoint. Data juga bisa dalam bentuk garis yang dengan alat GPS menggunakan metode tracking. Data dalam bentuk GPS dapat diambil dengan menggunakan waypoint ataupun track, software  pengolah data GPS dan software GIS mampu mengubah data point atau data track menjadi data polygon.

Software lain seperti software open source (gratis) Q-GIS menyediakan fungsi yang sama untuk mengolah dan menampilkan data GPS.

Software Quatum GIS menyediakan plugin (fungsi tambahan) untuk menampilkan dan mengolah data GPS.

Quantum GIS menyediakan banyak tools GPS yang sangat berguna:

– Down Load data GPS

– Upload data GPS

– Import data GPS

– Konversi data GPS

Menampilkan data GPS dengan background image/citra satelit akan sangat membantu dalam melihat perspektif ruang dari data GPS yang dihasilkan dari survey.

Atau bisa juga menggunakan menu GPS pada Google Earth Plus yang akan langsung menyediakan menu GPS untuk bisa diakses secara langsung.

Data GPS yang di load dalam Google Earth ini dikonversi langsung kedalam format KML.

Penggunaan GPS dalam Perencanaan

Pengambilan Data Titik infrastruktur

Metode Survey:

–          Survey GPS dilakukan dengan menggunakan pengambilan data melalui handheld GPS

–          Sistem pengambilan menggunakan waypoint

–          Menggunakan catatan untuk menjelaskan waypoint

–          Pada saat pengambilan waypoint GPS, pastikan bahwa GPS sudah menerima sinyal secara utuh; pastikan pengambilan waypoint di areal yang tidak tertutup.

–          Pada saat pengambilan waypoint bangunan pastikan bahwa lokasi yang diambil mendekati object yang diambil koordinatnya.

–          Pada saat pengambilan point jembatan, pastikan diambil dibagian tengah jembatan.

Pengambilan Data Jalan, Sungai dan Pinggir Pantai

Data berbentuk garis seperti jalan, sungai (sungai kecil) dan pinggir pantai dapat dilakukan dengan menggunakan GPS secara mudah. Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan baik sepeda motor, mobil, perahu atau dengan berjalan.

–          Pengambilan jalan dengan menggunakan tracking mode

–          Dapat dilakukan menggunakan kendaraan atau berjalan

–          Pada penggunaan kendaraan, pastikan bahwa GPS dalam posisi terbuka, tidak dalam tas atau terhalang

–          Pada penggunaan GPS dengan mobil, bisa menggunakan antenna luar (extension) yang ditempelkan ke bagian kap kendaraan.

–          Pengambilan dengan tracking akan mencatat keseluruhan track/line mulai dari titik awal sampai titik akhir. Pastikan bahwa setting pada GPS mencatat /record log track yang sudah diambil, dan pastikan pilihan show on map sehingga saat tracking dilakukan bisa dilihat dalam peta.

–          Pada survey jalan misalnya jika akan memisahkan ruas jalan berdasarkan kondisinya, maka bisa dilakukan menggunakan pilihan route yang terdiri atas beberap track. Setiap track dicatat sesuai dengan kondisi dan data tambahan lainnya dalam catatan survey.

–          Data tambahan ini yang nantinya diolah kedalam basis data GPS.

–          Hasil survey secara otomatis dapat dimasukkan dalam software GIS dengan menggunakan kabel.

–          Terdapat extension atau software tambahan lain yang memudahkan pemindahan data dari GPS ke computer.

Pengambilan wilayah/polygon

Dalam perencanaan kadang diperlukan memetakan wilayah tertentu, misalnya dalam perencanaan kawasan hutan kota kita bisa melakukan pemetaan wilayah dengan menggunakan GPS. Pada survey penggunaan lahan misalnya metode ini digunakan untuk mengukur areal penggunaan lahantertentu misalnya areal perkebunan, dll.

 

Survey dapat dilakukan menggunakan pilihan tracking.

–          Team yang akan melakukan survey menggunakan fungsi tracking  untuk mencatat batas luar dari areal yang akan dipetakan.

–          Gunakan pilihan tracking interval yang lebih detail sehingga titik control saat akan mengubah menjadi polygon lebih banyak.

–          Survey mencatat track dilakukan dari titik awal yang sudah ditentukan.

–          Survey dilakukan kembali ke titik awal tersebut.

–          Hasil track berbentuk line tersebut bisa dikonversi menjadi polygon dengan menggunakan software GIS. Contohnya dengan Quatum GIS.

Survey menggunakan titik waypoint, pada areal yang lurus / persegi.

–          Pada pencatatan area yang tidak berbentuk kurva tetapi garis lurus pembuatan polygon dapat dilakukan di titik-titik pojok saja dengan menggunakan way point.

–          Identifikasi waypoint sebagai titik sudut.

–          Titik yang diambil harus secara berurutan.

–          Pengolahan menjadi polygon dapat dilakukan secara otomatis oleh software GIS.