Bab VI. Analisis Spatial dengan ArcGIS


Analisis Spatial

Proses analisis dengan ArcGIS adalah proses menggabungkan informasi dari beberapa layer data yang berbeda dengan menggunakan operasi spatial tertentu dimana kita memulai dari ide yang kita kembangkan dan diaplikasikan dalam berbagai hal.

Proses analisis untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan ruang disebut juga analisis spatial. Analisis spatial ini dilakukan dengan menggunakan analisis data vector, analisis data citra satelit dan analisis data tabular yang ada.

Dalam melakukan analisis dilakukan beberapa langkah:

  1. Menentukan permasalahan/pertanyaan kunci
  2. Mengumpulkan dan Menyiapkan data
  3. Menentukan metode dan alat analisis
  4. Melakukan proses analisis
  5. Memeriksan dan memperbaiki hasil-hasil analisis tersebut.

 

Analisis dilakukan dengan tahapan tersebut dengan diawal oleh menentukan permasalahan atau pertanyaan kunci sebagai leading dalam melakukan analisis. Dalam kaitan tata ruang misalnya; Bagaimana zonasi yang tepat untuk menentukan kawasan lindung dan kawasan budidaya? Ini merupakan pertanyaan kunci yang kemudian bisa dijabarkan lagi menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih detail;

–          Bagaimana status zonasi berdasarkan tata ruang sebelumnya?

–          Bagaimana tutupan lahan yang ada?

–          Bagaimana penggunaan lahan yang ada?

–          Bagaimana sebaran wilayah penting untuk konservasi?

–          Bagaimana sebaran wilayah penting pengembangan ekonomi?

–          Bagaimana sebaran penduduk?

–          Bagaimana sebaran fasilitas-fasilitas bagi masyarakat?

 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang kemudian memandu proses-proses selanjutnya dalam analisis dengan GIS.

Dalam proses selanjutnya dilakukan pengumpulan dan pengecekan data, dimana data-data yang dibutuhkan dalam analisis GIS dikumpulkan dan kemudian dilakukan pengecekan dalam beberapa aspek seperti format data, skala, sumber, tinkat kedetailan (skala), dll. Sesudah proses ini dilakukan proses penyiapan data berupa penyamaan format, system koordinat, dan kemudian melengkapi data-data yang diperlukan dari berbagai sumber data atau membangun data yang ada sendiri.

Penentuan metode analisis dilakukan sesidah semua data yang dibutuhkan untuk analisis sudah tersedia. Analisis yang dilakukan terdiri atas berbagai jenis analisis, dengan menggunakan metode analisis   yang sesuai dalam menjawab semua pertanyaan tersebut.

Selanjutnya adalah proses analisis, proses ini dilakukan dengan menggunakan data dan metode yang telah diisi. Proses analisis dapat dilakukan menggunakan metode yang telah ditetapkan dalam menjawab pertanyaan. Proses analisis bisa sederhana atau kompleks, misalnya pertanyaan tutupan lahan yang ada? Dijawab dengan mengunakan analisis citra satelit kemudian dioleh dengan software remote sensing dan menghasilkan tutupan lahan yang ada. Berbeda dengan pertanyaan bagaimana penggunaan lahan? Ini membutuhkan analisis yang kompleks karena penggunaan lahan membutuhkan proses verifikasi di lapangan dengan menggunakan survey dan pengolahan data yang kompleks.

Hasil analisis harus kemudian diperiksa kembali misalnya hasil akhir zonasi yang dikeluakan kemudian di cross check kembali secara baik. Hasil analisis yang menggabungkan banyak data, ada kemungkinan kesalahan seperti kesalahan koordinat atau kesalahan menentukan parameter. Pengecekan dilakukan dengan merunut baik data serta metode yang digunakan.

Langkah-langkah Analisis dengan ArcGIS

Analisis yang akan dibahas dalam modul ini adalah analisis dengan menggunakan ArcGIS. Analisis yang dilakukan terbatas pada analysis tools dalam arctoolbox, yang terdiri atas:

  • Extract
  • Overlay
  • Proximity
  • Statistic

Dalam ArcGIS fungsi ini analisis ini terbagi lagi dalam banyak fungsi misalnya untuk extract kemudian dibagi lagi atas clip, select, split dan table select. Demikian juga degan overlay, proximitt dan statistics terdiri atas beberapa pilihan analisis.

KLIK LINK BERIKUT UNTUK MENDOWNLOAD BAGIAN BAB VI.

Bab VI_ Manual ArcGIS

Data To Share: BPS data 2010 untuk Sarmi, Mimika, Asmat,Mamberamo Raya


Berbagi data mungkin masih merupakan kebiasaan yang tidak biasa.

Tapi untuk saya berbagi data adalah suatu yang seharusnya kita biasakan.

Sebagai pengguna GIS, satu sama lain harus bisa berbagi data dan pengetahuan.

Data Spatial BPS Sarmi 2010

Sarmi https://www.dropbox.com/s/cmklgtkp9ksrm7b/BPS_Sarmi.zip

Mimika https://www.dropbox.com/s/ykht988uq1ho40e/mimika.zip

Asmat https://www.dropbox.com/s/vj5b3dooth73h3q/asmat.zip

Mamberamo Raya https://www.dropbox.com/s/ptlvx8spdrdj4jh/mamberamoraya.zip

 

Data Peta Rupabumi Sarmi

Rupabumi Sarmi sheet1  https://www.dropbox.com/s/oycwyvoeqb9edev/3312_34.zip

Need more for Sarmi… please leave your request in comments tools

 

 

Bab V. Pengolahan Data Spatial


Proses pengolahan data spatial terdiri atas beberapa fungsi, dalam manual ini akan disampaikan beberapa fungsi yang sering digunakan dalam pengerjaan GIS pada tingkat dasar.

Spatial Reference

Peta berbentuk image dalam format jpeg atau tif bisa diolah untuk menentukan koordinat dari peta tersebut. Proses untuk menambahkan koordinat dari peta tersebut disebut dengan spatial reference.
Misalnya akan dilakukan pada peta Indikasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Kalimantan Timur 2013.

Proses yang dilakukan dimulai dengan menentukan file (image) seperti hasil scan untuk ditentukan koordinatnya dan juga tentukan system koordinat yang akan digunakan misalnya koordinat geografis (lintang dan bujur) atau menggunakan UTM (meter).
Buka data peta Indikasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Kalimantan Timur 2013 dengan menambahkan pada table of content.

bab5

Bagaimana melakukan proses referensi dan pengolahan data spatial dapat didownload dalamlink berikut:

Manual ArcGIS Bab 5

 

Bab IV. Pengenalan ArcGIS


Kerangka Dasar

ArGIS merupakan software GIS yang dikeluarkan oleh ESRI.

Proses instalasi ArcGIS akan menginstall beberapa program seperti ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene, dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Selain itu juga terdapat beberapa fungsi untuk proses programming dengan Phyto, fungsi licence manager, dan beberapa tools lainnya.

bab4_01

ArcMap
Merupakan program utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk proses mulai dari menampilkan data, editing, analisis dan proses layout data spatial. ArcMap bekerja dengan dengan data spatial dengan format vector maupun raster. Dengan tools dan extension yang ada didalamnya seperti Image Analysis, maka ArcMap mampu melakukan proses editing dan analisis data spatial.

ArcCatalog
ArcCatalog sesuai dengan namanya digunakan untuk proses pengaturan data spatial. ArcCatalog digunakan untuk menampilkan direktori data, isi data spatial, proses copy/delete/move, input juga edit metadata.

ArcScene
ArcScene adalah viewer tiga dimensi /3D yang cocok untuk menghasilkan pandangan dengan perspektif yang memungkinkan untuk melakukan menavigasi dan berinteraksi dengan fitur 3D dan data raster tersebut. Berdasarkan OpenGL, ArcScene mendukung kompleks simbologi garis 3D dan pemetaan tekstur serta penciptaan permukaan dan tampilan TIN. Semua data dimuat ke memori, yang memungkinkan untuk navigasi relatif cepat baik dengan fungsi pan/geser maupun zoom.

 

Selengkapnya silahkan download PDF berikut:

Bab IV_ Manual ArcGIS

 

Bab II. Data GIS


Sumber-sumber Data GIS

Saat ini sumber-sumber data GIS sudah lebih banyak dibandingkan waktu sebelumnya. Perkembangan pada teknologi remote sensing yang kemudian menyumbang data dalam jumlah yang sangat besar. Dengan data-data tersebut para ahli geografi mengembangkan banyak model dan metode analisis yang kemudian semakin pesat berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi internet melalui website, sosial media, crowdsourcing, cloud computing.

Data GIS secara umum dapat digolongkan atas data vektor dan data raster

Sumber-sumber data GIS antara lain :

Foto Udara

Sumber-sumber data foto udara berasal dari hasil pemotretan baik yang dilakukan dengan kamera manual atau dilakukan dengan kamera digital. Pada kamera manual, hasil foto kemudian di scan untuk bisa dimasukkan kedalam system GIS.

Foto udara biasanya memiliki tingkat kedetailan yang tinggi, digunakan pada aplikasi dengan resolusi tinggi. Pada saat ini format foto udara dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan LIDAR atau foto dengan pesawat tanpa awak.

Citra Satelit

Citra satelit saat ini merupakan sumber data spatial yang paling banyak digunakan, citra satelit dilakukan pada pemotretan melalui satelit yang secara regular menglilingi bumi pada orbitnya. Ada berbagai tipe citra satelit, pembedaan citra satelit dilakukan berdasarkan system pengambilan datanya.

imagery from google earth
imagery from google earth

Pengukuran GPS

Pengukuran dengan GPS banyak digunakan pada pemetaan lapangan. Aplikasi GPS saat ini memungkinkan system dilakukan secara otomatis, dimana data GPS bisa secara langsung diolah oleh software GIS dengan proses konversi yang sederhana. GPS memungkinkan pengambilan data spatial berupa titik (point) dan garis (track) dan dengan mudah juga dikonversi menjadi area (polygon).

Pengukuran GPS sering dikombinasikan dengan pengukuran geodesi yang dilakukan di lapangan.

Pengukuran Geodesi

Pengukuran secara geodesi dilakukan dengan menggunakan alat ukur geodetic. Pengukuran geodetic biasa dilakukan pada pemetaan sangat detail, misalnya pada pemetaan batas persil bangunan atau survey morfologi pada tingkat site.

Digitasi Peta

Proses inputing data spatial dari bentuk analog (cetakan) dilakukan dengan menggunakan alat digitasi. Dengan menggunakan hasil scan data tersebut ke format digital, digitasi dapat dilakukan secara langsung dengan screen computer.

Tipe-tipe Data Spatial

GIS system mencoba menggambarkan fitur dan fenomena yang ada di atas permukaan bumi kedalam bentuk peta dengan menterjemahkan data tersebut kedalam format yang bisa diolah oleh system GIS. Konsep dasar mengenai  tipe data penting untuk menentukan cara yang paling efektif dan paling sesuai dalam menampilkan data spatial. Cara menamplkan data ini kemudian akan membantu dalam proses analisis dengan GIS.

 

Data Vektor

 

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis).

 

Data Raster

 

Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Data raster bisa berasal dari hasil scan suatu peta atau foto udara, bisa juga merupakan data yang berasal dari citra satelit.

type data spatial
type data spatial

 

 Masing-masing tipe data vector dan data raster ditampilkan sesuai dengan sumber data, kebutuhan analisis dan pada pemakaian data memiliki kelebihan dan kekurangan. Data vector ditampilkan untuk feature-feature yang memiliki boundary dan digunakan pada analisis yang berbasis pada titik, garis atau area.Data vector kelebihannya antara lain ukurannya lebih kecil dibanding dengan data raster. Data raster digunakan untuk analisis feature yang tidak ditandai dengan batas tertentu lebih fleksibel, tetapi ukuran file raster biasanya lebih besar dan ditentukan oleh ukuran kerapatan pixel-nya.

Sumber-sumber Data Online

Ada banyak sumber data yang bisa digunakan dan dijadikan acuan, untuk Indonesia sumber data peta atau data spatial adalah Badan Informasi Geospasial atau dulunya dikenal dengan Bakosurtanal. Informasi mengenai data yang tersedia di BIG dapat diakses melalui website:

http://www.bakosurtanal.go.id/peta-rupabumi/

Data-data sektoral seperti kehutanan dapat diakses melalui website Kementrian Kehutanan dengan link berikut:

http://webgis.dephut.go.id/

Data-data lain seperti data-data PU dapat juga diakses melalui website PU:

http://sigi.pu.go.id/dev/webgis

 

Sumber Data Online khusus ArcGIS

Untuk pengguna software ESRI terdapat sumber-sumber data seperti peta dasar, peta referensi dan peta-peta khusus  dapat diakses melalui data online.

Peta dan Layer-layer peta
ArcGIS Online memberikan akses kepada peta dasar, peta referensi dan beberapa peta khusus, termasuk peta untuk navigasi.

Data hanya dapat akses dengan Firewall
Data Appliance for ArcGIS sama dengan ArcGIS Online, hanya membutuhkan akses dengan system keamanan yang membutuhkan identifikasi dari network tertentu.

DVD 
StreetMap Premium for ArcGIS data kualitas tinggi dari NAVTEQ and TomTom digunakan untuk pemetaan sekala detail

Data Demografi

Digunakan untuk analisis pemasaran, evaluasi kompetito dan mengidentifikasi peluang:

Map Services
ArcGIS Online Map Services menggunakan data terbaru, data ini hanya tersedia untuk data United States dan beberapa negara tertentu.

Business Analyst
Business Analyst menyediakan laporan dan peta yang digunakan untuk analisis pemasaran.

Community Analyst
Community Analyst menyediakan data bagi kegiatan terkait pemerintahan dan perencanaan public untuk optimalisasi perencanaan sumberdaya.

DVD
Demographic, Consumer, and Business Data DVDs data tersedia dalam bentuk DV, data dapat dipilih berdasarkan tingkat kedetailan atau kode pos.

Ada banyak sumber data lain dalam GIS, setiap sumber data tentunya ada yang bisa didapatkan dengan gratis atau didapatkan dengan membayar.

Secara lebih lengkap bisa didownload dalam format PDF berikut:

Bab II_ Manual ArcGIS

 

Bab I: Pengantar Pemetaan dan GIS


Mempelajari Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geopraphical Information System (GIS) harus diawali dengan pengertian yang cukup mengenai peta sebagai media visual semua fitur dipermukaan bumi serta perkembangan analisis spatial mulai dari metode manual sampai menggunakan sistem digital. GIS berkembang dari perkembangan penggunaan peta multi layer untuk analisis dan perkembangan teknologi computer. Pemahaman akan konsep dasar pemetaan, prinsip dasar proyeksi peta dan perkembangan pemanfaatan GIS akan mempermudah pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan GIS dalam berbagai bidang, terutama bidang-bidang yang terkait dengan ruang.

Saat ini sebagai sebuah sistem informasi, GIS digunakan dihampir semua sektor karena setiap sektor pada umumnya akan terkait dengan aspek keruangan atau lokasi. GIS pun mengalami perkembangan, dari hanya kemampuan visualisasi sampai ketingkat analisis yang cukup kompleks dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Prinsip-prinsip Dasar Pemetaan

Kartografi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai penggambaran peta permukaan bumi. Wikepedia menyebutkan Kartografi (atau pembuatan peta) adalah studi dan praktik membuat peta atau globe. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas, tetapi munculnya dan penyebaran komputer sudah merevolusionerkan kartografi. Beberapa kamus asing menyebutkan cartography as art and science of representing a geographic area graphically, usually by means of a map or chart. Political, cultural, or other nongeographic features may be superimposed.

Kartografi dapat dikatakan merupakan disiplin ilmu yang sudah ada sejak jaman dulu kala bahkan pada masa prasejarah katografi telah digunakan oleh manusia untuk menggambarkan wilayah  teritori-nya, wilayah perburuan  serta  wilayah untuk mencari ikan. Pada masa babilonia peta dunia digambarkan sebagai wilayah datar, Ptolemy pada abad kedua telah mengembangkan suatu bentuk bumi dalam bentuk spherical. Peta-peta yang dibuat pada abad pertengahan menggunakan model yang digunakan oleh Ptolemy.

Terdapat asosiasi kartografi internationalatau International Cartographic Association atau ICA yang didirikan pada tanggal 9 June 1959, di  Bern, Switzerland. Kartografi berkembang dari penggambaran permukaan bumi dengan pena diatas kertas dengan penggambaran secara digital melalui program computer (program CAD dan atau GIS). Perkembangan ini dalam bidang kartografi ini yang kemudian menjadi GIS. Meskipun demikian dalam mempelajari GIS harus terlebih dahulu mempelajari dasar-dasar kartografi.  Dasar dari kartografi adalah dengan mempelajari pengertian dan konsep dasar mengenai peta.

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam bidang datar. Menurut ICA peta adalah gambaran konvensional yang mengambarkan elemen-elemen yang ada dipermukaan bumi dan gejala-gejala dari elemen-elemen yang digambarkan tersebut.

Peran peta adalah untuk menggambarkan posisi, menggambarkan ukuran  dan menggambarkan bentuk-bentuk dari fenomena yang digambarkan dalampeta tesebut. Peta memiliki peran yang beragam dan terus berkembang peran awal dari peta adalah untuk sarana informasi dari pembuat peta ke penggunanya yang bertujuan untuk mengkomunikasikan posisi suatu tempat dan digunakan untuk navigasi. Peta kemudian berkembang menjadi dasar untuk analisis semua fenomena yang ada dalam permukaan bumi dalam kaitan dengan aspek keruangan, pada tahapan ini peta dapat digunakan untuk menghitung suatu fenomena, membuat prediksi berdasarkan keterkaitan fenomena keruangan dan pada akhirnya menjadi alat untuk analisis berbagai hal yang terkait dengan keruangan.

Ada berbagai jenis peta yang bisa dibedakan berdasarkan beberapa kategori seperti berikut:

  1. Berdasarkan sekala peta

Peta dapat dibuat dalam sekala yang detail dan sekala yang tidak detail. Semakin detail sekala peta maka akurasi peta akan semakin baik dan gambaran object yang ada dalam peta juga semakin mirip dengan kondisi sebenarnya.

  1. Berdasarkan isi yang ada dalam peta

Berdasarkan isi peta maka dapat dibedakan atas peta dasar dan peta tematik. Peta dasar merupakan peta yang dibuat untuk menggambarkan kondisi umum suatu wilayah dan menggambarkan feature-feature seperti sungai, jalan, kontur/garis ketinggian, batas administrasi, lokasi-lokasi penting seperti pusat pemukiman, dan gambaran tutupan lahan secara general.

Peta tematik bisa sangat beragam dan digambarkan dengan menonjolkan aspek tertentu sesuai dengan tujuan pembuatan peta. Peta tematik misalnya peta penggunaan tanah, peta jenis tanah, peta geologi, peta curah hujan, dll.

Untuk membuat peta terdapat kaidah kartografi yang harus dipenuhi, bahwa peta harus membuat penggunanya mampu membaca peta tersebut dengan muda. Untuk mempermudah membaca peta maka dalam membuat peta harus memenuhi syarat minimal seperti adanya judul, sekala, arah mata angin dan legenda peta.

Komponen-komponen yang terdapat dalam peta adalah:

–          Judul Peta

–          Sekala

–          Penunjuk Arah Mata Angin

–          Legenda/Keterangan symbol pada peta

–          Sistem Proyeksi/Sistem Koordinat dan Datum

–          Sumber Data dan waktu pengambilan/tahun

–          Indeks Lokasi

Proyeksi Peta dan Sistem Koordinat

Proyeksi peta merupakan hal yang penting untuk dipelajari sebagai dasar untuk memahami bagaimana peta ditampilkan dari kondisi permukaan bumi yang melengkung seperti bola kedalam bentuk datar.

Terdapat ratusan system proyeksi peta yang berbeda. Proses mentransfer informasi dari bumi ke peta menyebabkan setiap proyeksi untuk mengalami distorsi setidaknya satu aspek dari dunia nyata – baik bentuk, area, jarak , atau arah.

Setiap proyeksi peta memiliki kelebihan dan kekurangan , proyeksi yang tepat untuk peta tergantung pada skala peta, dan pada tujuan yang akan digunakan. Misalnya, ada system proyeksi mungkin memiliki distorsi atau penyimpangan yang besar jika digunakan untuk memetakan seluruh negeri, tetapi mungkin pilihan yang sangat baik untuk skala besar (rinci) misalnya untuk peta dari provinsi atau kabupaten. Sifat dari suatu proyeksi peta juga dapat mempengaruhi beberapa fitur desain peta. Beberapa proyeksi yang baik untuk daerah-daerah kecil, ada yang baik untuk daerah pemetaan yang membentang dari timur ke barat, dan beberapa lebih baik untuk daerah pemetaan dengan areal yang membentang dari utara ke selatan.  Beberapa proyeksi memiliki sifat khusus, misalnya, proyeksi Mercator memiliki garis garis bantu lurus dan karena itu sangat baik untuk navigasi karena dengan garis bantu ini program kompas lebih mudah untuk menentukan arah.

gambar 1

Bagaimana tampilan Artartika yang sebenarnya dalam system Proyeksi Robinson[1]

Terdapat 4 kategori system proyeksi menurut (PeterH. Dana-Colorado University)yang terdiri atas[2]:

  1. Silindris
  2. Conic/Kerucut
  3. Azimuthal
  4. Sistem lain seperti system yang tanpan diproyeksikan , juga system yang menggabungkan beberapa metode.

Klasifikasi Proyeksi dibedakan berdasarkan karakteristik distorsi

Proyeksi yang mempertahankan ukuran relatif akurat disebut wilayah yang sama , atau proyeksi setara. Proyeksi ini digunakan untuk peta yang menunjukkan peta distribusi atau fenomena yang menekankan pada akurasi peta. Contohnya adalah dan proyeksi proyeksi Albers Equal-Area Conic.

Sebuah proyeksi Azimuthal Equal – area The Atlas Nasional Amerika Serikat menggunakan proyeksi Lambert Azimut Equal – area untuk menampilkan informasi dalam online Map Maker . Selain sifat yang sama – wilayahnya , proyeksi ini juga menunjukkan arah yang benar dari titik tengah peta . Ini berarti bahwa proyeksi bekerja dengan baik untuk daerah pemetaan yang memiliki jarak yang hamper sama dari titik pusat, seperti Amerika Utara atau wilayah seperti Australia.

Proyeksi Mercator digunakan pada Atlas dan Peta Dunia. Proyeksi Mercator adalah proyeksi yang mempertahankan hubungan sudut dan bentuk yang akurat di area yang kecil dan disebut sebagai proyeksi konformal. Proyeksi ini digunakan di mana hubungan sudut penting, seperti untuk peta-peta navigasi atau meteorologi . Contohnya adalah proyeksi Mercator dan proyeksi Lambert Conformal Conic. The US Geological Survey menggunakan proyeksi konformal untuk banyak peta topografi -nya .

Proyeksi yang mempertahankan jarak yang akurat dari pusat proyeksi atau sepanjang diberikan garis disebut equidistant projection atau proyeksi berjarak sama. Proyeksi ini digunakan untuk radio dan pemetaan seismik  dan untuk navigasi. Contohnya adalah proyeksi Repetitively Conic dan proyeksi persegi panjang. Contoh Proyeksi Azimut Repetitively adalah proyeksi yang digunakan pada peta yang dijadikan sebagai lambang PBB .

Proyeksi yang mempertahankan arah yang akurat ( dan karena itu hubungan angular ) dari titik pusat diberikan disebut azimut atau proyeksi zenithal. Proyeksi ini digunakan untuk grafik aeronautika dan peta lain di mana hubungan directional penting . Contohnya adalah proyeksi gnomonic dan proyeksi Lambert Azimut Equal – area .

Proyeksi peta dapat menggabungkan beberapa karakteristik ini , atau mungkin suatu kompromi yang mendistorsi semua sifat-sifat bentuk , area, jarak , dan arah, dalam beberapa batas yang dapat diterima . Contoh proyeksi kompromi adalah proyeksi Winkel Tripel dan proyeksi Robinson , sering digunakan untuk menggambarkan peta dunia .

Proyeksi Peta juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk permukaan yang dapat dikembangkan yang permukaan bumi diproyeksikan . Sebuah permukaan yang dapat dikembangkan adalah bentuk geometris sederhana yang mampu diratakan tanpa peregangan , seperti silinder, kerucut, atau plane. Cylindrical proyeksi menunjukkan singgung di baris yang dipilih dan garis potong sepanjang dua baris .

  1. Proyeksi Silinder

Misalnya, proyeksi silinder proyek informasi dari bola bumi ke silinder . Silinder dapat berupa bersinggungan dengan bumi sepanjang garis yang dipilih , atau mungkin sekan ( berpotongan Bumi ) sepanjang dua baris . Bayangkan bahwa setelah permukaan bumi diproyeksikan , silinder membukanya untuk membentuk permukaan datar. Garis-garis di mana silinder bersinggungan atau secant adalah tempat dengan distorsi minimal.

Proyeksi mercator melintang dan miring pada silinder dan peta. Proyeksi Mercator dibuat menggunakan silinder singgung di wilayah khatulistiwa. Sebuah proyeksi Transverse Mercator dibuat menggunakan silinder yang bersinggungan dengan meridian yang dipilih. Sebuah proyeksi Oblique Mercator dibuat menggunakan silinder yang bersinggungan sepanjang lingkaran besar selain khatulistiwa atau meridian .

  1. Proyeksi Polyconic

Proyeksi Polyconic adalah proyeksi kerucut proyek informasi dari Bumi bulat ke kerucut yang baik bersinggungan dengan Bumi pada paralel tunggal, atau yang ada garis potong di dua paralel standar. Setelah proyeksi selesai , kerucut membukanya untuk membentuk permukaan datar. Garis-garis di mana kerucut bersinggungan atau secant adalah tempat dengan distorsi minimal. Proyeksi polyconic menggunakan serangkaian kerucut untuk mengurangi distorsi.

  1. Proyeksi Planar

Proyeksi mengubah bidang ke bentuk bidang datar. Bidang datar ini dapat berupa garis bersinggungan atau garis potong.

Koordinat Peta

Sistem koordinat memungkinkan peta atau data spatial menggunakan lokasi yang sama untuk proses integrasi dengan data spatial lainnya. Sebuah sistem koordinat adalah sistem referensi yang digunakan untuk mewakili lokasi peta atau fitur geografis, citra, dan hasil observasi seperti lokasi GPS dalam kerangka geografis yang sama.

Setiap sistem koordinat didefinisikan oleh:

  1. Kerangka pengukurannya, baik itu geografis (di mana koordinat bumi diukur dari pusat bumi) atau planimetris (dimana koordinat bumi diproyeksikan ke permukaan datar dua dimensi).
  2. Satuan ukuran (biasanya meter atau feet untuk data yang sudah diproyeksikan atau jika dengan sistem koordinat menggunakan derajat desimal untuk lintang-bujur).
  3. Definisi proyeksi peta untuk data dengan system koordinat yang sudah diproyeksikan.
  4. Sifat sistem pengukuran lain seperti spheroid referensi, datum, dan parameter proyeksi seperti satu atau lebih paralel standar, pusat meridian, dan kemungkinan pergeseran arah x dan y.

Ada dua jenis umum sistem koordinat yang digunakan dalam GIS :

  1. Sistem koordinat global menggunakan lintang – bujur. Ini sering disebut sebagai sistem koordinat geografis.
  2. Sistem Koordinat Proyeksi yang didasarkan pada jenis proyeksi peta yang digunakan seperti Mercator, Albers Equal Area, atau Robinson, dll. Sistem ini memproyeksikan gambaran permukaan bumi ke koordinat dua dimensi koordinat Cartesian. Sistem Koordinat proyeksi kadang-kadang disebut sebagai proyeksi peta.

Sistem koordinat (baik geografis atau diproyeksikan) menyediakan kerangka kerja untuk mendefinisikan lokasi dunia nyata. Di ArcGIS , sistem koordinat yang digunakan sebagai metode untuk secara otomatis mengintegrasikan lokasi geografis dari dataset yang berbeda ke dalam koordinat kerangka umum untuk tampilan dan analisis . ArcGIS secara otomatis mengintegrasikan dataset yang sistem koordinat dikenal. JIka data-data yang digunakan diasumsikan telah menggunakan system koordinat yang terdefinisi dengan baik maka ArcGIS otomatis dapat mengintegrasikan dataset dengan data set lain dengan memproyeksikan data tersebut secara cepat dan otomatis ke dalam kerangka kerja yang sesuai untuk pemetaan, visualisasi 3D , analisis, dan sebagainya. Jika dataset tidak memiliki referensi spasial , mereka tidak dapat dengan mudah diintegrasikan.

Sebuah referensi spasial di ArcGIS adalah serangkaian parameter yang mendefinisikan sistem koordinat dan sifat spasial lainnya untuk masing-masing dataset dalam geodatabase. Sudah biasa bahwa semua dataset untuk daerah yang sama ( dan dalam geodatabase yang sama ) menggunakan definisi referensi spasial yang sama.

Konsep Dasar GIS

Pengertian GIS (Geographical Information System) atau kadang disebut dengan Sistem Infomasi Geografis (SIG) ada banyak sekali variasi tetapi pengertian dasarnya adalah sebuah sistem informasi berbasis data spatial. ESRI menterjemahkan GIS sebagai integrasi antara hardware, software, dan data untuk mengambil, mengelola, analisis dan menampilkan informasi dengan referensi geografis[3]. GIS memungkinkan untuk menampilkan, memahami, mempertanyakan, menterjemahkan dan menampilkan data dalam banyak cara untuk kemudian memunculkan keterkaitan/hubungan, pola dan trend dalam bentuk peta, atlas, laporan dan juga chart.

Perkembangan GIS merupakan perkembangan kartografi itu sendiri,berawal dari proses yang dilakukan secara manual dengan penggambaran diatas kertas, perkembangan teknologi computer memungkinkan proses dilakukan secara digital. Istilah GIS pertama kali diperkenalkan tahun 1967 oleh yang mengembangkan Canada Geographic Information System in 1967. Kegiatan yang sama dilakukan juga di hardvad di tahun 60-an dengan mengembangkan lab yang dikenal dengan Harvard’s Laboratory of Computer Graphics  and Spatial Analysis in the 1960s. Era computer yang dimulai tahun 60-an menjadi awal dalam perkembangan GIS.

Komponen-komponen dalam GIS terdiri atas hardware,software, data dan brainware. Setiap komponen memiliki peran yang besar dalam pengembangan dan aplikasi GIS sebagai sebuah system yang mampu memberikan masukan dalam banyak aplikasi pengambilan keputusan.

Hardware

Hardware dalam GIS sangat dipengaruhi oleh perkembangan dibidang informasi teknologi, perkembangan yang pesat dibidang IT dengan munculnya personal computer dan muncullnya prosesor yang lebih cepat, kapasitas penyimpanan data digital yang lebih besat, system online dan juga perkembangan dibidang remote sensing dan GPS merupakan aspek dalam GIS yang mampu mempercepat proses dan selanjutnya mempercepat kemajuan dalam aplikasi GIS.

Software

Ada banyak sekali software GIS yang berkembang, perkembangan ini dilakukan oleh lembaga pendidikan, swasta dan juga oleh non swasta dengan berkembanganya aplikasi open source yang dilakukan tanpa adanya lembaga tetapi dengan menggunakan jaringan individu.Software GIS misalnya software yang dikeluarkan oleh ESRI, MapInfo, Idrisi, Ilwis, dll.

Data

Data dalam GIS adalah data spatial atau data dengan referensi koordinat diatas permukaan bumi.Perkembangan teknologi dibidang remote sensing, GPS dan pengukuran geodesi merupakan factor-faktor yang mendukung perkembangan pengadaan data digital spatial yang digunakan dalam aplikasi GIS.

Brainware/Sumberdaya Manusia

Komponen ini adalah komponen yang paling penting dalam GIS, adanya sumberdaya manusia yang mengembangkan, mengaplikasikan GIS menjadi factor utama yang menjadikan GIS cepat berkembang dan dapat digunakan pada banyak sekali aplikasi. Sumberdaya manusia juga mengembangan teknik-teknis dan metode untuk analisis yang memungkinkan terciptanya informasi spatial yang sangat penting dalam pengambilan keputusan berbasis ruang.

ESRI menambahkan komponen yang disebut dengan Workflow atau alur kerja yang didefiniskan sebagai proses pengerjaan dengan GIS. Ini menjadi komponen karena pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan dengan GIS harus dimulai dengan menyusun alur pekerjaan,kerangka kerja dan juga metode-metode yang akan digunakan.

Sangat penting untuk mempelajari konsep pendekatan geografi yang merupakan pengetahuan dasar mengenai bagaimana melakukan suatu pengambilan keputusan berdasarkan kondisi spatial yang ada.

Secara singkat pendekatan ini hanya terdiri atas 3 alur dasar penting yaitu:

Map/Memetakan

Evaluate/Melakukan Evaluasi/Kajian

Act/Melakukan Tindakan

Alur menjadi dasar dalam menggunakan GIS sebagai alat dalam pengambilan keputusan yang didasari atas fakta dan analisis yang valid.

Pendekatan geografi mampu menjawab semua pertanyaan yang menggunakan data-data keruangan. Pertanyaan dimana lokasi yang paling macet di Jakarta? Atau pertanyaan dimana lokasi yang paling strategis untuk mendirikan perumahan? Dimana lokasi habitat orangutan? Semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab dengan pendekatan geografi. Pada perkembangannya pertanyaan yang lebih kompleks seperti dimana paling menguntungkan untuk mendirikan ATM atau dimana lokasi yang paling sesuai untuk penaman kelapa sawit yang memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan bisa dijawab dengan menggunakan pendekatan geografi.

GIS berkembang untuk memberikan pemahama akan fenomena-fenomena yang ada di permukaan bumi. Alur berikut menggambarkan bagaimana GIS berawal sebagai alat menampilkan data sampai kemudian memberikan pengertian mengenai aspek keruangan.

Menggapa GIS?

GIS digunakan secara luas karena memberikan keuntungan dan nilai tambah jika dibandingkan dengan menggunakan system pemetaan manual. Adapun keuntungan menggunakan GIS Antara lain:

  1. Efesiensi biaya

Menggunakan GIS memang membutuhkan investasi di awalnya. Tapi ketika system sudah berjalan dan kemudian digunakan secara konsisten, maka akan lebih efesien dibandingkan dengan menggunakan system manual. Penggunaan GIS dalam beberapa aplikasi akan mengurangi biaya secara signifikan, misalnya menggunakan GIS untuk pemetaan kawasan hutan akan jauh lebih murah jika dilakukan dengan survey lapang detail ke masing-masing lokasi.

  1. Pengambil keputusan yang lebih baik

Beberapa pengambilan keputusan seperti alokasi kesesuaian lahan, perencanaan tata ruang dilakukan dengan GIS akan memberikan keputusan yang lebih baik. Di Indonesia banyak kegiatan berbasis informasi geografis tidak dilakukan dengan menggunakan GIS, akibatnya adalah keputusan yang diambil kemudian salah, misalnya penentuan alokasi ruang kawasan budidaya dilakukan tanpa menggunakan GIS, ijin pengelolaan  kawasan pemukiman diberikan pada kawasan yang merupakan kawasan pertanian yang bagus. Akibatnya adalah produktifitas pertanian menurun dan secara ekonomi jangka panjang akan sangat merugikan.

  1. Mempermudah untuk dikomunikasikan

Dengan GIS dan perkembangan internet, maka informasi spatial yang dihasilkan dari analisis GIS dapat dengan mudah di share melalui internet.

Lebih baik dalam menyimpan informasi geografis

GIS merupakan system informasi berbasis data digital, karena itu data-data spatial seperti peta lebih mudah disimpan dalam format digital dibandingkan dengan format manual yang membutuhkan ruang yang besar serta membutuhkan maintenance yang lebih sulit.

  1. Lebih mudah dikelola

Data spatial dalam GIS sangat mudah untuk dikelola, dengan menerapkan pengelolaan data yang baik, dengan menggunakan metadata, dengan menggunakan system pencarian yang baik, maka data spatial dalam GIS dengan mudah dikelola, dipanggil kembali,diperbaharui dan ditampilkan kembali.

Pengenalan Penggunaan Aplikasi GIS Dalam Berbagai Bidang

Aplikasi GIS berkembang pesat pada banyak sector, ketika GIS pertama kali digunakan hanyak sektor tertentu yang menggunakan seperti untuk keperluan navigasi, transportasi, perencanaan dan militer. Perkembangan selanjutnya GIS diaplikasikan dalam kegiatan yang sebelumnya tidak terpikirkan dengan menggunakan GIS seperti perbankan, pariwisata, pemerintahan,dll.

Mengenal aplikasi GIS dalam berbagai bidang akan membuka wawasan untuk memahami bahwa GIS dapat digunakan mulai dari menampilkan data sampai menjadi pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sebagai bahan pembelajaran berikut adalah beberapa contoh aplikasi GIS dalam berbagai bidang berikut ini.

Aplikasi GIS Pada Bidang Pemerintahan

Aplikasi GIS pada sector pemerintahan digunakan pada tingkatan nasional sampai pada tingkatan local seperti kabupaten dan provinsi. Pada sector ini bidang-bidang pemerintahan seperti pertanian, pekerjaan umum, perencanaan wilayah dan pembangunan ekonomi.

Perkembangan aplikasi GIS disadari sebagai investasi oleh pemeintah yang memungkinkan peningkatan efesiensi, mengurangi biaya, peningkatan koordinasi dan tentunya peningkatan akuntabilitas dan transparansi. Penggunaan GIS pada sektor pemerintahan di Indonesia masih banyak dilakukan pada tingkat pusat,penggunaan pada tingkat local harus didorong untuk meningkatkan kinerja dan layanan serta sangat berguna dalam berbagai aspek perencanaan.

Aplikasi GIS Bidang Bisnis

Dalam bidang  bisnis GIS berkembang pesat pada penerapan dibidang perbankan, marketing, pengelolaan asset, asuransi, real estate, media/pers dan retail. Pada bidang-bidang ini pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak dilakukan dengan menggunakan aplikasi GIS, mulai dilakukan dengan menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan mengenai bisnis.Misalnya pertanyaan: Dimana menempatkan lokasi ATM yang paling sesuai dan menguntungkan?  Jawaban untuk pertanyaan ini sudah dapat dilakukan dengan menggunakan GIS.

Kompetesi yang semakin tinggu dalam bidang bisnis menyebabkan perlunya pemahaman spatial yang mampu menjelaskan mengenai keterkaitan antara lokasi dengan masing-masing  kegiatan bisnis yang dilakukan. Pengambilan keputusan yang terkait dengan konsumen, bisa lebih baik lagi jika digambarkan secara spatial dengan GIS.

Aplikasi GIS Pada Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Sektor pengelolaan sumberdaya alam merupakan sector yang paling banyak menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam melakukan analisis keruangan. Aplikasi GIS dalam sektor ini antara lain; pertanian, kehutanan, pertambangan, pengelolaan air, konservasi, sampai perubahan iklim.

Aplikasi GIS dalam bidang-bidang pengelolaan sumber daya alam banyak dilakukan karena bidang-bidang dalam NRM merupakan bidang-bidang yang menggunakan data dan informasi spatial dalam kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam bidang pertanian aplikasi GIS digunakan untuk analisis kesesuaian tanaman dalam pengembangan pertanian.

Aplikasi GIS dalam aplikasi landuse merupakan salah satu aplikasi dalam GIS yang banyak digunakan. Aplikasi ini digunakan dibanyak negara dalam menentukan pola penggunaan lahan yang paling sesuai. Dalam aplikasi ini digunakan data-data spatial mulai dari data fisik seperti morfologi (ketinggian, lereng), geologi, jenis tanah, iklim (besaran curah hujan, lamanya musim hujan), hidrologi (DAS, sungai) dan land cover. Analisis yang dilakukan dengan data kondisi fisik kemudian dianalisis juga dengan menggunakan data sosial dan ekonomi seperti penduduk (jumlah dan sebaran), prsarana (jaringan jalan, terminal, pelabuhan), aksesibilitas (jarak tempuh), pasar (lokasi pasar). Analisis dilakukan dengan berbagai metode mulai dari overlay, scoring, network, dll. Hasil dari analisis ini digunakan dalam pengambilan kebijakan mengenai alokasi landuse yang paling tepat.

Aplikasi dalam bidang konservasi juga merupakan salah satu aplikasi yang cepat berkembang, berbagai aspek dalam konservasi melibatkan informasi lokasi/ruang, misalnya analisis untuk penentuan habitat, analisis untuk mengetahui kawasan lindung serta pada pengelolaan kawasan yang memang harus dilakukan terlebih dahulu dengan memetakan kawasan dan isi (biodiversitas) yang ada di dalamnya. Beberapa pendekatan konservasi seperti Ecoregion, HCV(F), ICDP merupakan pendekatan-pendekatan yang menggunakan informasi spatial dan memerlukan aplikasi GIS dalam kegiatannya.

TNC telah menggunakan GIS sebagai alat bantu dalam melakukan kegiatan-kegiatan perlindungan lingkungan hidup sejak lama dan juga secara intensif. Beberapa pendekatan yang dipelopori oleh TNC menggunakan GIS dalam menyusun perlindungan dalam tingkat landscape. Aplikasi yang dilakukan oleh TNC misalnya.

Ecoregional Planning

Perencanaan berbasis ecoregion menggunakan GIS untuk melakukan analisis pada tingkat landscape. Perencanaan Ekoregional TNC membahas beberapa masalah yang melekat yang ada dalam perencanaan tata ruang di masa lalu dan saat ini di Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan dengan mendefinisikan data yang tersedia pada sekala tertentu dapat diterapkan, jelas menggambarkan terminologi; memproduksi layer peta digital tertentu, dan menerapkan logika dan dokumentasi yang jelas untuk proses pemilihan sistem ekologi target dan spesies, dan peringkat viabilitas dari sistem sasaran. Proses yang dilakukan adalah proses yang transparan, metodis dan berulang. Data akan dimasukkan ke dalam database konservasi dengan masukan dan diskusi diundang dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk para ahli lingkungan dan biologis, dan semua tingkat yang tepat dari pemerintah maupun masyarakat setempat.

Marzone

Marzoneatau Marxan with Zone merupakan alat yang digunakan dalam membantu pengambilan keputusan dalam membuat jaringan wilayah lindung dengan menggunakan analisis berdasarkan alokasi pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Marzone merupakan pengembangan dari Marxan yang telah digunakan sebelumnya dalam berbagai pengambilan keputusan dalam pengeloaan wilayah lindung.

Aplikasi dalam Marzone dikembangkan menjadi extension khusus yang mampu menganalisis data-data spatial seperti fisik wilayah, aspek-aspek lain dan menghasilkan peta yang digunakan dalam strategi konservasi.

Development by Design (DbD)

Merupakan pendekatan yang menggabungkan konservasi berbasis landscape dengan aspek mitigasi. Pendekatan DbD menggunakan aplikasi GIS dalam menentukan wilayah strategis bagi kepentingan konservasi dan kemudian dengan analisis yang lbeih detail dapat menggunakan GIS untuk memperhitungkan dampak-dampak dari satu kegiatan pembangunan dan dengan dampak ini dapat disusun mitigasi dalam rangka mengurangi dampak tersebut.

Pemanfaatan Data Spatial Wialyah Banjir dalam Pembangunan


Banjir di Jakarta terjadi hamper setiap tahun, salah satu puncaknya tahun 2007 yangmengakibatkan kerugian mencapai 900 juta dollar dan menimpa 350.000 penduduk dengan 70 orang tewas.

Kejadian cuaca ektrem yang terus terjadi dan dikaitkan dengan isu-isu perubahan iklim mengharuskan adanya kebijakan jangka panjang dalam mengantisipasi dan mengurangi bencana banjir yang terjadi setiap tahunnya. Salah satu data dasar yang diperlukan adalah data spatial yang menggambarkan kejadian dan pola banjir yang terjadi di Jakarta.

Ada banyak lembaga yang mencoba memetakan banjir di Jakarta mulai dari lembaga pemerintah seperti BMKG, BIG sampai pada lembaga non pemerintah dan bahkan penyedia peta online seperti google.

sumber: google maps
sumber: google maps

BMKG menampilkan beberapa peta seperti perkiraan banjir dan daerah rawan banjir. Sayang sekali untuk lembaga sebesar ini peta yang ditampilkan sangat buruk dan tidak memberikan informasi yang detail.

BMKG
BMKG

Pemetaan yang dilakukan oleh BIG dmana BIG menggunakan data dari tata kota antara tahun 2002-2007 dan memetakan pola kawasan rawan banjir.

sumber: BIG
sumber: BIG

Pemetaan banjir dilakukan dengan beberapa metode, misalnya open street map menggunakan metode pemetaan berbasis data sekunder dan partisipatif melalui data dan informasi pengaduan.

open street map
open street map

Yang paling penting adalah bagaimana pemanfaatan data spatial banjir ini dalam pelaksanaan pembangunan.

 

Data Spatial Banjir dan Tata Ruang Kota

Salah satu penyebab banjir adalah tata ruang yang dilanggar, wilayah-wilayah yang seharusnya dilindungi dan menjadi kawasan bebas bangunan seperti sepadan sungai dibangun menjadi pemukiman dan pusat kegiatan.

Kemudahan teknologi pemetaan dan ketersediaan data Jakarta yang sangat baik seharusnya dapat menjadi nilailebih dalam melakukan perencanaan dan perancangan kota yang lebih baik. Pemerintah DKI Jakarta misalnya dapat menjadikan peta rawan banjir sebagai wilayah no infrastructure development dalam tata ruang dan ini dilakukan secara utuh dengan system perijinan IMB. Ketika IMB diajukan maka tahap pertama yang dilakukan adalah memetakan lokasi IMB tersebut peta kawasan tidak boleh dibangun. Dengan cara ini maka pembangunan di wilayah-wilayah seperti bantaran kali dan wilayah tergenang local bisa dihentikan.

Data Spatial Banjir dan Antisipasi Bencana Tahunan

Sebagai bencana tahunan, maka reaksi penanggulangan banjir di Jakarta bisa dikatakan tidak secepat yang seharusnya. Data banjir dapat digunakan untuk mengantisipasi kejadian dengan memberikan early warning secepatnya untuk mengurangi jumlah korban. Demikian juga dengan pembentukan posko seharusnya bisa dilakukan lebih awal dengan menggunakan peta yang telah tersedia.

Data Spatial Banjir dan Kebijakan Pengambilan Air Tanah

Salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah turunnya ketinggian permukaan tanah karena pengambilan air tanah yang berlebihan. Perlu dilakukan usaha mendata lebih baik mengenai penggunaan air tanah dan kemudian membuat strategi khusus pemenuhan air penduduk dan kemudian secara perlahan meniadakan kegiatan pengambilan air tanah.

 

 

 

Some New Regulation on Forestry Sector in East Kalimantan


Just want to share some new regulation in Forestry in East Kalimantan

1. Alokasi Lahan Land  Allocation

SK 5040 tahun 2013

Klik for download SK 5040_2013

SK menhut 5040
SK menhut 5040

Klik untuk download peta : Kaltim Pencadangan Nov 2013

2. SK 554 Menhut about forest designated (mengenai kawasan hutan di Kalimantan Timur)

SK 554
SK 554

Klik untuk download: SKMenhut554

Please rename extension key to zip after download and open file with GIS software.

Enjoy

ANALISIS DENGAN ARCGIS


Lingkup Materi Analisis

Proses analisis dengan ArcGIS adalah proses menggabungkan informasi dari beberapa layer data yang berbeda dengan menggunakan operasi spatial tertentu dimana kita memulai dari ide yang kita kembangkan dan diaplikasikan dalam berbagai hal.

Proses analisis untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan ruang disebut juga analisis spatial. Analisis spatial ini dilakukan dengan menggunakan analisis data vector, analisis data citra satelit dan analisis data tabular yang ada.

Dalam melakukan analisis dilakukan beberapa langkah:

  1. Menentukan permasalahan/pertanyaan kunci
  2. Mengumpulkan dan Menyiapkan data
  3. Menentukan metode dan alat analisis
  4. Melakukan proses analisis
  5. Memeriksan dan memperbaiki hasil-hasil analisis tersebut.

 

Analisis dilakukan dengan tahapan tersebut dengan diawal oleh menentukan permasalahan atau pertanyaan kunci sebagai leading dalam melakukan analisis. Dalam kaitan tata ruang misalnya; Bagaimana zonasi yang tepat untuk menentukan kawasan lindung dan kawasan budidaya? Ini merupakan pertanyaan kunci yang kemudian bisa dijabarkan lagi menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih detail;

–          Bagaimana status zonasi berdasarkan tata ruang sebelumnya?

–          Bagaimana tutupan lahan yang ada?

–          Bagaimana penggunaan lahan yang ada?

–          Bagaimana sebaran wilayah penting untuk konservasi?

–          Bagaimana sebaran wilayah penting pengembangan ekonomi?

–          Bagaimana sebaran penduduk?

–          Bagaimana sebaran fasilitas-fasilitas bagi masyarakat?

 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang kemudian memandu proses-proses selanjutnya dalam analisis dengan GIS.

Dalam proses selanjutnya dilakukan pengumpulan dan pengecekan data, dimana data-data yang dibutuhkan dalam analisis GIS dikumpulkan dan kemudian dilakukan pengecekan dalam beberapa aspek seperti format data, skala, sumber, tinkat kedetailan (skala), dll. Sesudah proses ini dilakukan proses penyiapan data berupa penyamaan format, system koordinat, dan kemudian melengkapi data-data yang diperlukan dari berbagai sumber data atau membangun data yang ada sendiri.

Penentuan metode analisis dilakukan sesidah semua data yang dibutuhkan untuk analisis sudah tersedia. Analisis yang dilakukan terdiri atas berbagai jenis analisis, dengan menggunakan metode analisis   yang sesuai dalam menjawab semua pertanyaan tersebut.

Selanjutnya adalah proses analisis, proses ini dilakukan dengan menggunakan data dan metode yang telah diisi. Proses analisis dapat dilakukan menggunakan metode yang telah ditetapkan dalam menjawab pertanyaan. Proses analisis bisa sederhana atau kompleks, misalnya pertanyaan tutupan lahan yang ada? Dijawab dengan mengunakan analisis citra satelit kemudian dioleh dengan software remote sensing dan menghasilkan tutupan lahan yang ada. Berbeda dengan pertanyaan bagaimana penggunaan lahan? Ini membutuhkan analisis yang kompleks karena penggunaan lahan membutuhkan proses verifikasi di lapangan dengan menggunakan survey dan pengolahan data yang kompleks.

Hasil analisis harus kemudian diperiksa kembali misalnya hasil akhir zonasi yang dikeluakan kemudian di cross check kembali secara baik. Hasil analisis yang menggabungkan banyak data, ada kemungkinan kesalahan seperti kesalahan koordinat atau kesalahan menentukan parameter. Pengecekan dilakukan dengan merunut baik data serta metode yang digunakan.

Analisis dengan ArcGIS

Analisis yang akan dibahas dalam modul ini adalah analisis dengan menggunakan ArcGIS. Analisis yang dilakukan terbatas pada analysis tools dalam arctoolbox, yang terdiri atas:

  • Extract
  • Overlay
  • Proximity
  • Statistic

Dalam ArcGIS fungsi ini analisis ini terbagi lagi dalam banyak fungsi misalnya untuk extract kemudian dibagi lagi atas clip, select, split dan table select. Demikian juga degan overlay, proximitt dan statistics terdiri atas beberapa pilihan analisis.

Klik Arc Toolbox

Klik Analysis Tools

Akan muncul pilihan Extract, Overlay, Proximity, Statistic yang kemudian bisa di klik lagi untuk memunculkan fungsi-fungsi  clip, erase, buffer atau frequency dari masing-masing pengelompokan analisis tersebut.

 

Dalam ArcGIS kemudian tersedia analisis secara khusus dengan extension-extension seperti spatial analyst, 3D analyst image analyst, network analyst, dll. Extension ini dibuat untuk mempercepat proses pekerjaan dan dapat secara khusus digunakan untuk analisis pada bidang tertentu.

 Langkah-langkah Melakukan Analisis

Clip adalah proses mengextrak/suatu feature dengan feature yang dijadikan batasan wilayah clip.

Klik Arc Toolbox

Klik Extract

Klik Clip

 

Input features = diisikan dengan layer yang akan di clip/dipotong

Clip features = diisikan dengan layer yang akan menjadi pemotong (dalam bentuk polygon)

Output feature class = diisikan nama layer dan folder hasil clip.

XY tolerance (optional) = diiskan nilai toleransi yang satuannya diisikan pada pilihan drop menu yang dimulai dengan unknown. Karena optional bagian ini bisa dilewatkan dan tidak harus diisi.

 

Select

Merupakan proses pemilihan suatu feature dengan mengunakan SQL berupa expression yang ditentukan.

 

Input features=diisikan dengan layer yang akan dipilih.

Output Feature Class= diisikan nama file dan folder dimana hasil akan disimpan

Expresion (optional) diiskan dengan  SQL dari informasi yang dipilih dalam data tabular.

Isikan input feature =Papua_district_bnd_poly

Isikan Output Feature Class= ini akan otomatis diisi dengan belakang file diberi akhiran select. Nama file bisa diubah tetapi sebaiknya lokasi penyimpanan dibiarkan sama dengan file asal.

Diiskan Expresion (optional) = “KAB_KOTA=Sarmi” caranya dengan mengklik query builder.

Klik OK untuk melakukan proses

Split

Adalah proses memisahkan satu layers menjadi beberapa layer dengan menggunakan satu polygon yang terpecah-pecah.

Misalnya memisahkan satu layers kontur yang besar menjadi beberapa sheet atau grid seperti gambar berikut.

Input features=diisikan dengan layer yang akan dipisah-pisahkan/split.

Split features=diisikan dengan layer yang akan menjadi pemisah.

Split field= diiskan dengan nama field yang akan menjadi dasar.

Target workspace = diisikan dengan folder dimana hasil split akan disimpan.

XY Tolerance = diisikan dengan angka toleransi jarak yang digunakan dalam analsisi

 

Tabel Select

Merupakan proses pemilihan table dalam sebuah layer dengan menggunakan expresi dalam SQL.

 

Input table = diisikan dengan table/layer yang data tabelnya akan dipilih.

Output table=diiskan dengan nama table dan lokasi akan disimpan.

Expression (optional) = diisikan dengan expresi SQL yang ditetapkan sesuai dengan tujuan.

 

Overlay

Erase

Adalah proses menghapus sebagian dari layer dengan menggunakan layer lain sebagai pembatas wilayah yang dihapus.

Proses analisis ini misalnya dilakukan untuk mengurangi luas kawasan hutan dengan menghapus bagian danau.

Input features = diiskan dengan layer akan akan dihapus sebagian isinya.

Erase feature = disikan dengan layer yang menjadi batas polygon wilayah terhapus.

Output feature dengan nama file dan lokasi file akan disimpan.

XY tolerance = diiskan dengan batas tolerasi kesalahan dari proses. Biasanya diikan satuan jarak tertentu seperi meter, km, miles, dll.

 

Identity

Adalah proses penggabungan satu layer utama dengan layer lain dengan melalukan overlay dan akan menghasilkan layer utama dengan tambahan input dari layer yang kana digabungkan.

Input feature = diisikan dengan layer yang akan digabungkan.

Identify features = diisikan layer yang akan digabungkan.

Output feature = diisikan dengan nama dan lokasi folder dimana hasil akan disimpan.

Join attributes= adalah pilihan mengenai atribut / isi dari table yang akan digabungkan.

XY tolerance= diisikan dengan jarak toleransi yang digunakan dalam analisis. Ini bisa diiisikan dengan hitungan meter atau kilometer atau satuan jarak yang lain.

 

Intersect

 

 

 

Input features= diisikan dengan beberapa layers yang akan diintersect

Output feature class= diisikan dengan nama dan lokasi hasil penggabungan akan disimpan.

Join attribute (optional)= diiisi dengan pilihan semua atribut yang akan disatukan.

XY tolerance(optional)= diisi dengan tolerasi jarak untuk analisis.

Output type (optional)= diiskan dengan jenis output… isikan dengan input supaya hasilnya sama dengan file input.

 

Spatial Join

 

Adalah proses menggabungkan data tabular dengan fungsi join. Proses ini menggabungkan data tabular target feature/layer yang akan ditambahkan datanya dengan Join feature yang merupakan feature/table yang akan menjadi tambahan.  Proses ini akan menghasilkan data tabular baru yang merupakan hasil gabungan 2 tabel tersebut dengan menggunakan pilihan proses penggabungan (misalnya join_one_to_one).

Target feature =adalah feature yang akan digabungkan

Join feature = feature yang akan digabungkan

Output feature = hasil dari penggabungan, diisikan dengan

Join Operation (optional) = pilihan join, bisa one to many atau one to one

Fiel map of join features =Field yang akan digabungkan.

Match option (optional) =pilihan penggabungan, standar untuk penggabungan dalah intersect

 

Distance Field Name (optional) =

Setelah diisikan klik OK

 

Union

Merupakan proses analisis untuk menggabungkan dua feature dan keseluruhan layer dan data tabularnya akan disatukan.

Input feature = diisikan dengan layer yang akan digabungkan

Output feature = diisikan dengan feature kedua yang akan digabungkan

Join attribute (optional) = diisikan dengan attribute apa yang akan disatukan, dengan pilihan all atau FID (attribute dasar).

XY tolerance (optional) diiskan dengan jarak yang digunakan sebagai toleransi analisis.

Gaps Allowed (optional) = defaultnya dicontreng saja.

PROXIMITY

Buffer

Buffer adalah proses analisis yang digunakan untuk membuat feature tambahan di sekeliling feature asli dengan menentukan jarak tertentu.

Buffer dapat digunakan untuk feature titik, garis maupun polygon.