Peraturan Kehutanan Papua: Kenapa Berubah


Belum lagi selesai denganSK no 458 Kemenhut kembali mengeluarkan SK terbaru yaitu SK no  782 yang dikeluarkan bulan Desember 2012.

Berikut adalah link untuk SK tersebut.

SK.782_.MENHUT-II_.2012_.PROV_.PAPUA_1

Lampirannya SK berupa peta:

Lampiran_SK.782_MENHUT-II_2012_

SK Menhut no 458 mengenai Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Papua


Saya ingin men-share dokumen mengenai Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Papua

Berikut adalah SK-nya

– Klik untuk download: SK Menhut 458

Sebagai lampiran terdapat 33 peta sekala 1:250.000

Link berikut adalah peta tersebut:

Lembar 3413

Format pdf peta bisa di download di halaman berikut:

3413

– 3412

– 3411

– 3410

– 3409

– 3408

– 3407

– 3406

– 3314

– 3313

– 3312

– 3311

– 3310

– 3309

– 3308

– 3307

– 3207

– 3208

– 3210

– 3211

– 3212

– 3213

– 3011

– 3012

3013

– 3014

– 3015

– 3111

– 3112

– 3113

– 3114

– 3115

– 3214

Berbagi Data GIS


Buat beberapa orang berbagi data mungkin masih bukan merupakan kebiasaan. Padahal dalam banyak kejadian, kemauan untuk berbagi data menjadi awal munculnya sesuatu yang lebih bagus.

Dalam beberapa waktu terakhir saya mengikuti beberapa kegiatan, dimana salah satu hal yang menyebabkan output yang buruk dari kegiatan tersebut adalah kekurangan data atau tidak tersedianya data. Jika ditelusuri lebih jauh ternyata data tersebut ada dan permasalahannya adalah data tersebut tidak di sharing oleh pemilik datanya.

Bagaimana dengan data GIS?

Data GIS masih menjadi komoditi untuk sebagian orang atau lembaga, karena itu data ini cenderung beredar dalam kalangan terbatas dengan juga. Seringkali data-data GIS dalam format digital tidak diperkenankan untuk di share ke publik meskipun ketika dilihat data tersebut sebenarnya adalah data general yang

Perkembangannya memang mengarah pada semakin terbukanya data-data GIS. Beberapa  perusahaan misalnya telah merilis data yang bisa diakses oleh banyak orang secara free untuk data global.  Misalnya ESRI sudah merilis data global yang bisa diakses, kemudian ada Google, OpenMaps, dll. Demikian pula dengan data citra yang sudah banyak tersedia online.

Saya membaca satu artikel bagus mengenai GIS job dimana untuk menjadi konsultan yang baik yang dijual bukan GIS tetapi isi kepala dari yang menggunakan GIS.

Sama dengan data GIS,  mulai sekarang  jangan ragu untuk berbagi data GIS dan kita  harus mulai menjual isi kepala berupa konsep dan kemampuan melakukan analisis dari data tersebut. Data bisa berbagi via web, data-data kecil dalam format shapefile bisa di zip kemudian di uplaod.

Contgohnya menggunakan dropbox bisa dilakukan untuk mensharing data spatial Iklim Papua. Data bisa di dowwload dengan mengklik link berikut:

Data Spatial for Shared

 

Pengunaan GPS Dalam Pengambilan Data Spatial untuk Perencanaan Ruang


Pendahuluan

GPS merupakan alat untuk pengambilan data spatial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survey yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survey dan hasil dari survey dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan.

GPS bisa menghasilkan data spatial berupa titik, garis dan polygon. Data-data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik,  lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke pprovinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas.  Pada survey untuk fitur line dilakukan pada survey jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data polygon atau area dapat dilakukan pada survey untuk landuse, survey untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi.

Kemudahan teknologi menjadi factor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital, langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan survey.

Teknologi online saat ini dengan menggunakan google earth atau bing map memungkinkan plot titik GPS langsung ditampilkan. Menampilkan data GPS dalam google earth akan sangat efektif untuk membuat perencanaan secara cepat dengan data dasar citra satelit.

Sekilas mengenai GPS

Global Positioning System (GPS) adalah system navigasi berbasis satelit yang menyediakan informasi mengenai lokasi dipermukaan bumi. Sistem GPS menggunakan pengukuran geometris dari empat atau lebih hasil tangkapan sinyal satelit ke alat yang digunakan. Satelite untuk GPS merupakan miliki pemerintah Amerika dan  dapat diakses dari lokasi manapun didunia.

Proyek GPS pertama kali dibangun tahun 1973 untuk mengatasi masalah navigasi,  menggabungkan ide-ide yang sebenarnya sudah ada sejak perang dunia II dan riset militer sejak tahun 60-an. Saat ini sudah ada 24 satelit yang berjalan dan beroperasi secara penuh sejak tahun 1994. Satelit GPS mengorbit mengelilingi bumi dalam 6 bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit ± 20.200 Km dari permukaan bumi.

Sistem pengambilan data menggunakan peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di darat, laut, udara maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.

Secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

–          Receiver militer

–          Receiver tipe navigasi

–          Receiver tipe geodetic

Menghubungkan GPS dengan GIS Software

Pada penggunaan software ArcGIS bisa dilakukan dengan meng-install DNR Garmin tools. Software ini dapat di download secara gratis dan menggunakan ArcGIS akan langsung diintegrasikan dalam menu.

Penggunaan software ini sangat mudah karena menggunakan system full down menu yang dengan menggunakan digunakan untuk memanggil file yang sudah diambil dengan menggunakan GPS.

File ini bisa dikonversikan kedalam bentuk shapefile yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data spatial.

Menghubungkan GPS dengan GoogleEarth

Google Earth menyediakan menu yang memungkinkan import data langsung dari GPS.

Menggunakan urutan langkah:

Klik File

Klik Import

Maka data yang sudah diambil oleh alat GPS bisa diload dalam software ArcGIS.

Data ini bisa dalam bentuk point yang diambil dari alat GPS dengan menggunakan metode pengambilan titik waypoint. Data juga bisa dalam bentuk garis yang dengan alat GPS menggunakan metode tracking. Data dalam bentuk GPS dapat diambil dengan menggunakan waypoint ataupun track, software  pengolah data GPS dan software GIS mampu mengubah data point atau data track menjadi data polygon.

Software lain seperti software open source (gratis) Q-GIS menyediakan fungsi yang sama untuk mengolah dan menampilkan data GPS.

Software Quatum GIS menyediakan plugin (fungsi tambahan) untuk menampilkan dan mengolah data GPS.

Quantum GIS menyediakan banyak tools GPS yang sangat berguna:

– Down Load data GPS

– Upload data GPS

– Import data GPS

– Konversi data GPS

Menampilkan data GPS dengan background image/citra satelit akan sangat membantu dalam melihat perspektif ruang dari data GPS yang dihasilkan dari survey.

Atau bisa juga menggunakan menu GPS pada Google Earth Plus yang akan langsung menyediakan menu GPS untuk bisa diakses secara langsung.

Data GPS yang di load dalam Google Earth ini dikonversi langsung kedalam format KML.

Penggunaan GPS dalam Perencanaan

Pengambilan Data Titik infrastruktur

Metode Survey:

–          Survey GPS dilakukan dengan menggunakan pengambilan data melalui handheld GPS

–          Sistem pengambilan menggunakan waypoint

–          Menggunakan catatan untuk menjelaskan waypoint

–          Pada saat pengambilan waypoint GPS, pastikan bahwa GPS sudah menerima sinyal secara utuh; pastikan pengambilan waypoint di areal yang tidak tertutup.

–          Pada saat pengambilan waypoint bangunan pastikan bahwa lokasi yang diambil mendekati object yang diambil koordinatnya.

–          Pada saat pengambilan point jembatan, pastikan diambil dibagian tengah jembatan.

Pengambilan Data Jalan, Sungai dan Pinggir Pantai

Data berbentuk garis seperti jalan, sungai (sungai kecil) dan pinggir pantai dapat dilakukan dengan menggunakan GPS secara mudah. Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan baik sepeda motor, mobil, perahu atau dengan berjalan.

–          Pengambilan jalan dengan menggunakan tracking mode

–          Dapat dilakukan menggunakan kendaraan atau berjalan

–          Pada penggunaan kendaraan, pastikan bahwa GPS dalam posisi terbuka, tidak dalam tas atau terhalang

–          Pada penggunaan GPS dengan mobil, bisa menggunakan antenna luar (extension) yang ditempelkan ke bagian kap kendaraan.

–          Pengambilan dengan tracking akan mencatat keseluruhan track/line mulai dari titik awal sampai titik akhir. Pastikan bahwa setting pada GPS mencatat /record log track yang sudah diambil, dan pastikan pilihan show on map sehingga saat tracking dilakukan bisa dilihat dalam peta.

–          Pada survey jalan misalnya jika akan memisahkan ruas jalan berdasarkan kondisinya, maka bisa dilakukan menggunakan pilihan route yang terdiri atas beberap track. Setiap track dicatat sesuai dengan kondisi dan data tambahan lainnya dalam catatan survey.

–          Data tambahan ini yang nantinya diolah kedalam basis data GPS.

–          Hasil survey secara otomatis dapat dimasukkan dalam software GIS dengan menggunakan kabel.

–          Terdapat extension atau software tambahan lain yang memudahkan pemindahan data dari GPS ke computer.

Pengambilan wilayah/polygon

Dalam perencanaan kadang diperlukan memetakan wilayah tertentu, misalnya dalam perencanaan kawasan hutan kota kita bisa melakukan pemetaan wilayah dengan menggunakan GPS. Pada survey penggunaan lahan misalnya metode ini digunakan untuk mengukur areal penggunaan lahantertentu misalnya areal perkebunan, dll.

 

Survey dapat dilakukan menggunakan pilihan tracking.

–          Team yang akan melakukan survey menggunakan fungsi tracking  untuk mencatat batas luar dari areal yang akan dipetakan.

–          Gunakan pilihan tracking interval yang lebih detail sehingga titik control saat akan mengubah menjadi polygon lebih banyak.

–          Survey mencatat track dilakukan dari titik awal yang sudah ditentukan.

–          Survey dilakukan kembali ke titik awal tersebut.

–          Hasil track berbentuk line tersebut bisa dikonversi menjadi polygon dengan menggunakan software GIS. Contohnya dengan Quatum GIS.

Survey menggunakan titik waypoint, pada areal yang lurus / persegi.

–          Pada pencatatan area yang tidak berbentuk kurva tetapi garis lurus pembuatan polygon dapat dilakukan di titik-titik pojok saja dengan menggunakan way point.

–          Identifikasi waypoint sebagai titik sudut.

–          Titik yang diambil harus secara berurutan.

–          Pengolahan menjadi polygon dapat dilakukan secara otomatis oleh software GIS.

Link ke Peta Moratorium Kehutanan


Sekedar sharing.
Berikut adalah link ke Peta Moratorium Kehutanan / Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) berdasarkan SK. 323/Menhut-II/2011 per 17 Juni 2011:

https://www.dropbox.com/s/jrw4u4jnkmzch3c/PIPIBV7_KALIMANTAN_TIMUR.shp.zip?dl=0

Format shapefile, bisa dibuka dengan ArcView atau ArcGIS.

Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Wilayah


Berikut adalah link untuk presentasi mengenai GIS dan Perencanaan.

Klik untuk download.

Aplikasi GIS Dalam Perencanaan

 

 

Spatial Mainstreaming


Sketsa Palangkaraya di Hotel Amaris

Spatial atau spasial dalam konteks Indonesia mustinya bukan hal baru lagi. Sebuah negara besar sangat memerlukan visi mengenai spatial yang bagus untuk mempu mengelola wilayahnya dengan baik dan benar. Mulai dari jaman VOC dan jaman kolonialisme dulu diketahui bahwa kemampuan akan penggunaan dan aplikasi spatial memungkin sebuah negara mengexplorasi sumber daya alam dengan lebih baik.

Tentu saja dalam kaitan dengan pembangunan di Indonesia dengan wilayah yang luas, maka ide untuk memasukan aplikasi spatial dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan. Ada banyak daerah yang belum aware akan pentingnya data dan aplikasi spatial dalam pengambilan keputusan. Mungkin bukan hanya tidak mengetahui tetapi lebih pada ketidak tahuan akan pentingnya pengambilan data.

Bekerja dengan MDGs dua tahun terakhir membuat saya berkenalan akrab dengan Gender issue termasuk bekerja juga dengan inisiatif gender main streaming dalam berbagai sektor pembangunan manusia di Papua. Analogi yang ada adalah bagaimana menempatkan penting isu data spatial dalam setiap kegiatan terkait ruang dalam bentuk spatial main streaming campaign.

Sebagai isu lintas sektor, data dan informasi spatial sangat diperlukan dalam membuat perencanaan yang lebih baik, Maka dari itu usaha untuk meng-arusutamakan- keruangan dalam perencanaan harus menjadi isu bersama yang harus dilakukan sesegera mungkin.

Peran Geograf dalam DRR


DISASTER RISK REDUCTION (DRR)

There is no such thing as a ‘natural’ disaster, only natural hazards.

DRR bertujuan untuk mengurangi kerusakan akibat bencana alam seperti gempa, banjir, badai melalui suatu etos pencegahan. Disaster risk reduction adalah konsep dan praktek untuk mengurangi bencana usaha yang tersistematis memlalui analisis dan pengurangan faktor-faktor penyebab dari bencana. Mengurangi resiko terkena bencana, mengurangi kerentanan dari masyarakat dan propertinya, manajemen yang bijak dari lahan dan lingkungan , dan meningkatkan kesiapan akan kejadian, semuanya merupakan contoh-contoh dari penanggulangan resiko bencana.

Pengurangan Resiko Bencana adalah masalah Pilihan 

Bencana yang terjadi sesudah kejadian bencana alam. Kadar dari bencana sangat tergantung pada dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Skala dari dampak tergantung pada pilihan pola hidup dan lingkungan. Pilihannya pada bagaimana proses pertanian pangan dilakukan, bagaimana membangun rumah , kebijakan pemerintah yang ada, bagaimana sistem pemerintahan dan bahkan bagaimana ini dilakukan di bidang pendidikan di sekolah. Setiap keputusan dan kebijakan yang diambil akan membuat kita lebih rentan pada bencana atau lebih tahan terhadap bencana.

Pengurangan Resiko Bencana adalah Tanggung Jawab Setiap Orang.

Disaster risk reduction termasuk  disaster management, disaster mitigation dan disaster preparedness, harus menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan. Harus dipastikan bahwa aktifitas pembangunan juga harus dibarengi dengan pengurangan resiko pengurangan bencana. Disisi lain bahwa pembangunan akan meningkatkan resiko bencana dan kerugian akibat bencana. Pada akhirnya DRR melibatkan semua unsur dari masyarakat, setiap bagian dari pemerintah , dan setiap  professional dan sektor swasta.

“The more governments, UN agencies, organizations, businesses and civil society understand risk and vulnerability, the better equipped they will be to mitigate disasters when they strike and save more lives”

— Ban Ki-moon, United Nations Secretary-General
sources:

Peran Geograf dalam Penanggulangan Resiko Bencana

Aspek Geografi dalam penanggulangan resiko bencana sangatlah besar dimana penangulangan resiko bencana terkait dengan kemampuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data spatial mulai dari iklim, morfologi, kependudukan, dll dalam kerangka keruangan. Pengalaman Bencana besar di Aceh akibat tsunami dan gempa bumi mengajarkan banyak pihak bahwa data spatial sangat dibutuhkan dalam penangulangan bencana.  Pengalaman di Merapi membuktikan bahwa dengan data spatial geologi, vulkanologi, lokasi sebaran penduduk, aliran sungai dan analisis spatial berupa perkiraan dampak letusan mampu digunakan untuk mengurangi resiko bencana.

Peran geograf sangatlah penting dalam rangka memberikan masukan dalam pengambilan keputusan dalam manajemen bencana, mitigasi bencana dan kesiapan menghadapi bencana. Tersedianya data spatial  kemudian bisa dianalisis secara keruangan dengan menggunakan tools seperti GIS dan remote sensing akan mampu memberikan arahan dalam pengambilan keputusan dalam penanggulangan bencana.

Berdasarkan Hyogo Framework disebutkan bahwa aspek yang terpenting salah satunya adalah memasukkan aspek penanggulangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan. Dalam kaitan perencanaan pembangunan yang mengikut sertakan aspek pengurangan resiko bencana maka data-data spatial meliputi iklim, hidrologi, geologi, morfologi wilayah, dll harus ditampilkan secara spatial. Geograf harus mampu berperan untuk menampilkan dan menganalisis data-data tersebut dalam rangka membuat keputusan dalam perencanaan wilayah yang mengedepankan aspek pengurangan resiko bencana.

Opini Anda Mengenai UU Informasi Geospasial?


Apa opini anda mengenai UU Informasi Geospasial?

UU No 4 tahun 2011 berisikan mengenai pengaturan mengenai informasi geospasial yang dapat di download disini:

http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/undang-undang-informasi-geospasial/

What is your opinion?