Saat ini Jakarta menjadi sorotan akibat kualitas udara yang buruk, hasil pemantauan beberapa alat yang terletak di banyak lokasi menunjukkan kualitas udara yang masuk kategori unhealthy atau tidak sehat. Ada 6 kelas kategori kualitas udara yaitu good (baik), moderate (sedang), unhealthy for sensitive groups (tidak sehat untuk group sensitive), unhealthy (tidak sehat), very unhealthy (sangat tidak sehat), hazardous (berbahaya). Kelas indek kualitas udara ini diperkenalkan di US untuk mempermudah pemahaman awam mengenai status kualitas udara dan melakukan mitigasi sesuai dengan implikasi bagi kesehatan.
Salah satu komponen kajian adalah menghitung kualitas berdasarkan partikel yang terdapat dalam udara, ukuran yang dikalkulasi adalam pm 2.5. Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3).
Saat ini banyak sumber-sumber kualitas udara yang tersedia secara online dengan update yang dilakukan secara berkala yaitu dalam hitungan jam. Riset mengenai kualitas udara menyarankan pemantauan yang up date dibawah 30 menit, karena jika menggunakan rata-rata akumulasi harian maka akan terdapat bias mengenai kualitas udara dalam satu tempat. Salah satu alasan lain adalah perubahan kualitas udara dapat secara mendadak terjadi akibat perubahan factor cuaca lain seperti angin dan tentunya untuk memastikan kualitas udara pada saat kegiatan dilakukan.
Salah satu situs yang menyediakan data kualitas udara adalah rilis dari perusahaan Swiss Bernama IQAIR, perusahaan ini mendorong kolaborasi banyak pihak baik individu, perusahaan dan pemerintah dalam memperbaiki kualitas udara. Situs ini secara online menyediakan data kualitas udara di seluruh dunia dan untuk di Indonesia bisa menggunakan alamat web: https://www.iqair.com/id/. Website ini juga menyediakan peta kualitas udara, misalnya jika ingin mengetahui kondisi di Jakarta bisa mengakses alamat web: https://www.iqair.com/air-quality-map/indonesia/jakarta, dimana saat tulisan ini dibuat ada 3 lokasi pemantauan masuk kategori tidak sehat dan selebihnya tidak sehat untuk group yang memiliki sensitifitas (memiliki penyakit pernafasan).
Website lain yang menampilkan peta kualitas udara secara global adalah Air Quality Index. Website ini menampilkan kualitas udara melalui sensor real time sejak 2018 dengan menggunakan sensor yang kemudian diperbaharui dengan menggunakan sensor dengan menggunakan laser yang lebih efekif dan murah. Website ini juga menggunakan 5 kelas, yaitu indeks kualitas udara yang sama dengan standar yang digunakan oleh pemerintah US. Untuk peta dan data dapat diakses melalui web: https://aqicn.org/map/indonesia/.
Situs online lain yang dapat digunakan adalah World Air Quality Index dengan peta World Air Pollution yang dapat diakses melalui website: https://waqi.info/ . Website ini juga menggunakan standard perhitungan kulaitas udara yang sama dengan IQAIR yaitu standard yang dipakai oleh kementrian lingkungan Amerika Serikat,dimana detail pendekatan dan metodologi dapat dilihat dalam web: https://www.epa.gov/environmental-topics/air-topics. Sistem yang dipakai adalah mengubah jumlah partikel dengan pm 2.5 dalam rentang skala 0 sampai 500 sesuai kelas yang digunakan website sebelumnya.
Dari website tersebut kita bisa melihat distribusi kualitas udara di Jakarta atau kota lain secara detail melalui peta yang ditampilkan. Selain itu terdapat informasi pendukung dimana terdapat 27 stasiun pengamatan yang digunakan oleh IQAir dan dimana saat ini kualitas udara Jakarta memiliki nilai 9,6 kali lebih buruk dari standar WHO. Pada kualitas udara saat ini rekomendasi yang diberikan adalah kelompok sensitive sebaiknya menggunakan masker di luar ruangan (ini termasuk anak-anak), mengurangi aktifitas di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari masuknya partikel udara buruk di rumah (terutama juga pada kendaraan) dan jika bisa menggunakan penyaring udara di rumah. Salah satu solusi jangka panjang dapat juga mulai menanam tanaman dipekarangan atau di sekitar rumah. Tanaman mampu menyaring udara sebelum udara masuk kedalam rumah.